Salin Artikel

Curhat Pasien Positif Corona 30 Hari di Ruang Isolasi, Tidak Ada Air Putih hingga Tak Terkena Matahari

Keluhannya tersebut ia unggah di media sosial Facebook pada Rabu (27/5/2020) malam.

BAK bercerita selama 30 hari ia tinggal ruangan yang pintunya selalu dirantai.

Selama itu pula ia tak pernah diberi kesempatan untuk keluar ruangan untuk berjemur di bawah sinar matahari.

Tak hanya itu. BAK juga mengeluhkan makanan yang tidak layak konsumsi untuk pasien Covid-19. Makanan yang diantar petugas juga selalu telat.

Di dalam ruangan tersebut, BAK juga mengeluhkan tidak ada air minum. Untuk mendapatkan air minum, dia harus meminta-minta ke petugas medis.

“Tiap saat di kasi makanan kaya orang sakit, tempatnya saja zg (tidak) layak tidak di kasih persediaan air minum, tidak pernah ada dokter yg masuk langsung ke dalam ruangan untuk cek Katong kondisi secara langsung... Mau kaluar berjemur di matahari 10 menit saja tidak bisa Krn pintu dirantai,” tulis dia.

BAK bercerita jika ia dinyatakan positif Covid-19. Namun secara fisik dia sehat karena masuk kategori pasien tanpa gejala.

Namun isolasi yang ia jalani membuatnya semakin tertekan.

Keluhan lainya adalah AZT selalu diberi vitamin C yang wajib diminum 3 kali sehari. Hal tersebut membuat asam lambungnya kambuh.

Dalam unggahannya, BAK yang tampak emosi hingga mengumpat.

“Jangan bikin katong lebih sadis dari pengidap TBC... Sampe besok tidak ada dokter yang masuk ke dalam ruangan untuk kasi penjelasn ttg beta punya nasib kedepan.. B siap Bkn aksi dalam rumah sakit,” kata dia.

Sejak diunggah di Facebook pada Rabu (27/5/2020) sekitar pukul 22.00 WIT, curhat BAK telah dibagikan oleh 1.981 pengguna Facebook.

Ia mengatakan pasien BAK (sebelumnya ditulis AZT) pernah keluar ruangan tanpa pengawasan.

Hal tersebut membuat pihak rumah sakit terpaksa merantai pintu ruangan.

“Pintu ruangan dirantai itu betul, karena pasien ini pernah keluar rumah sakit ranpa ada pengawasan,” kata Astuti.

Terkait tudingan BAK yang menyebut pihak rumah sakit dan gugus tugas tidak memperhatikan makanannya selama berada di ruang isolasi, Astuti mengaku tudingan itu tidaklah benar.

Ia mengatakan selama ini, pasien tersebut selalu ditangani sesuai protokol kesehatan, termasuk pemberian obat dan vitamin.

Menurut Astuti, pasien BAK masuk rumah sakit pada 28 April 2020. Ia menjalani rapid test dan hasilnya reaktif.

Ia kemudian menjalani tes swab dan hasilnya pasien dinyatakan positif Covid-19.

Setelah itu, pasien sempat menjalani empat kali tes swab dan hasilnya masih tetap positif.

“Hasil uji spesimen ketiga, keempat berdasarkan PCR juga masih terkonfirmasi positif terakhir tanggal 27 Mei kemarin hasilnya masih positif,” kata dia.

Selama sebulan menjalani isolasi, Astuti mengatakan kondisi pasien memang sangat baik.

Namun sesuai protokol kesehatan, maka pihak rumah sakit tetap mengisolasi pasien tersebut di RSUD Masohi.

Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Maluku Tengah, dr Jenny Adhijaya meminta pasien tersebut sabar selama menjalani proses penyembuhan dan penanganan medis di rumah sakit.

"Kami doakan agar pasien ini cepat sembuh. Perlu kesabaran untuk ini, kami punya pasien yang di Saparua juga cukup lama dirawat di rumah sakit tapi sekarang sudah sembuh,” kata dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Rahmat Rahman Patty | Editor: Khairina, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/29/13230081/curhat-pasien-positif-corona-30-hari-di-ruang-isolasi-tidak-ada-air-putih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke