Salin Artikel

86 Anak Positif Covid-19, Pemprov NTB: Orangtua Tetap Saja Mengajak Keluar Rumah

Sebanyak tiga bayi usia di bawah satu tahun meninggal.

"Dari data terbaru hari ini, atau 28 kasus positif  Covid-19, empat di antaranya adalah anak-anak, dan semua berasal dari Kabupaten Lombok Timur, tiga balita dan satu usia anak-anak, itu artinya masih ada penularan terhadap anak-anak hingga hari ini," kata Kepala Dinas Kesehatan NTB Nurhandini Eka Dewi lewat keterangan tertulis, Kamis malam.

Dari 86 anak yang positif terinfeksi Covid-19 itu, 35 di antaranya merupakan balita rentang usia 0-5 tahun, atau sebanyak lima persen dari total kasus positif Covid-19 di NTB.

Sebanyak 51 anak berasal dari rentang usia 5-18 tahun. Jumlah ini merupakan 10 persen dari jumlah total kasus positif Covid-19.

Nurhandini mengatakan, jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 diprediksi terus bertambah.

"Terutama untuk kasus anak dan balita, jika orangtua tidak disiplin dan tetap saja mengajak anak-anak mereka keluar rumah," kata Nurhandini.

Berdasarkan data dari Satgas Percepatan Penanganan Covid-19, tiga balita meninggal karena terinfeksi virus corona baru.

Balita ketiga yang meninggal adalah pasien 544 dengan inisial FH berusia sembilan bulan. Pasien yang berasal dari Kelurahan Bertais, Kecamatan Sandubaya, Mataram, ini tak memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19.

Anak ini juga tak memiliki riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19. Ia meninggal dan dimakamkan sesuai standar pemulasaraan jenazah pasien Covid-19 pada Selasa (26/5/2020).

Bagi masker gratis untuk anak

Minimnya kesadaran orangtua dan persediaan masker anak membuat kasus penularan Covid-19 di NTB berpotensi meningkat.

Dewan Anak Mataram (DAM) bersama Relawan Sahabat Anak (RSA) berinisiatif menyiapkan 10.000 masker khusus anak.

Dalam dua hari terakhir, 1.600 masker telah dibagikan kepada masyarakat.

"Kami melihat kasus anak anak positif Covid-19 di NTB, yang terus meningkat, di samping melihat banyaknya orangtua yang tidak peduli pada kesehatan anak-anak mereka, mengajak anak anak keluar tapi tidak mengunakan masker untuk anak anak mereka, " kata Ketua DAM Gaung Alif.

Menurut Gaung, aksi bagi-bagi masker hanya salah satu cara untuk melindungi anak dari bahaya penularan Covid-19. 

"Cara paling aman adalah membiarkan anak anak tetap berada di rumah selama pandemi wabah corona ini, " ungkapnya

Berdasatkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia ( IDAI) tercatat sekitar 584 anak terkonfirmasi positif  Covid-19 di Indonesia. Sebanyak 15 anak meninggal.

"Kini pilihannya ada pada kita, melindungi anak-anak kita dengan tetap membiarkan mereka berada di rumah (stay at home) atau membiarkannya bermain di luar rumah dan mengajaknya bepergian dengan risiko terpapar corona. Harus diingat anak-anak merupakan kelompok rentan terpapar corona," kata Gaung.

Dari pantauan Kompas.com, aksi berbagi masker ini mendapatkan respons positif dari orangtua yang kebetulan melintas di jalanan utama Kota Mataram.

Gaung tak ingin jumlah anak yang terinfeksi Covid-19 terus bertambah. Aksi bagi-bagi masker ini akan terus dilakukan untuk mencegah hal itu.

"Puncaknya kami akan membagikan secara serentak di seluruh wilayah NTB, 2 Juni 2020 mendatang. Khusus untuk Kota Mataram kami akan membagi 10.000 masker anak," kata Gaung.


Sementara itu, Lembaga Perlindungan Anak (LPA) NTB menilai tingginya kasus positif Covid-19 terhadap anak merupakan kelalaian semua pihak. Sebab, tercatat 14 kasus positif anak dari 590 pasien positif Covid-19 di NTB.

Aksi berbagi masker untuk anak tersebut tak cuma dilakukan Dewan Anak Mataram. Aksi itu juga didukung Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan DPRD Kota Mataram.

Seorang anggota DPRD Kota Mataram Nyanyu Ernawati ikut membagikan masker anak di jalanan utama Kota Maram.

Nyanyu tergerak ikut karena masker anak sulit ditemukan di pasaran.

"Ini ada ukuran yang beragam, ukuran untuk balita ada, untuk anak usia 5 tahun sampai 10 tahun ada  untuk anak usia SMP dan SMA ada, jadi pasti disukai anak-anak karena nyaman, " katanya.

Menurutnya, orangtua di NTB masih saja membawa anak mengikuti aktivitas mereka, seperti keluar rumah atau berbelanja. Saat keluar rumah, anak-anak tak dibekali masker.

Salah seorang warga Mataram, Ari mengakui sulitnya mencari masker ukuran anak.

"Sulit saya dapat masker anak, ini anak. saya pakai masker kebesaran jadi dia gerah, enggak suka pakai, kalau ini pas, ada gambar boneka yang lucu-lucu, " Kata Ari.

Sejumlah anak juga antusias saat mendapatkan masker dari para relawan. Mereka suka karena warna dan gambar lucu yang dicetak pada masker tersebut.

"Saya senang dapat masker yang ada gambarnya, warnanya juga merah, selama ini enggak suka pakai masker karena kebesaran, " kata salah satu anak yang gembira menerima masker berwarna merah.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/29/07433171/86-anak-positif-covid-19-pemprov-ntb-orangtua-tetap-saja-mengajak-keluar

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke