Salin Artikel

Jelang Akhir PSBB Tasikmalaya, Tiga Tenaga Medis Reaktif Rapid Test

Dengan demikian, jumlah pasien reaktif di wilayah tersebut bertambah tiga kasus menjadi total 27 kasus.

"Barusan informasi dari Dinkes, tiga kasus yang nambah positif (reaktif) rapid test. Semuanya itu pegawai puskesmas," ujar Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya Ivan Dicksan kepada wartawan, Kamis (28/5/2020) pagi.

Tiga tenaga medis puskesmas itu telah diambil sampel spesimen untuk dilakukan tes swab.

Hasilnya baru akan diketahui sekitar tiga hari ke depan.

Catatan Kompas.com, apabila seseorang dinyatakan reaktif dalam rapid test, belum tentu positif terjangkit virus corona.

Rapid test hanya mendeteksi antigen yang muncul di dalam tubuh seseorang.

Apakah kemunculan antigen itu disebabkan oleh virus corona atau yang lainnya, mesti dilakukan cek selanjutnya.

Untuk spesifik mengetahui apakah pasien tersebut terjangkit virus corona atau tidak, tes yang dilakukan selanjutnya, yakni swab test atau tes PCR.

Ivan Dicksan menambahkan, penemuan orang reaktif dalam rapid test ini cukup membuat pemerintah setempat khawatir.

Sebab, sudah beberapa hari tidak ditemukan pasien reaktif rapid test. Apalagi, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Tasikmalaya akan berakhir pada 29 Mei 2020 besok.

"Sekarang ketiga petugas puskesmas tersebut telah melakukan karantina mandiri. Selama menunggu hasil tes swab, mereka melakukan isolasi mandiri," tambah Ivan.

Apabila hasil swab tiga pegawai Puskesmas tersebut dinyatakan positif Covid-19, pihaknya akan mengambil tindakan penutupan Puskesmas selama melakukan tracing.

"Seluruh Puskesmas di Kota Tasikmalaya saat ini untuk sementara masih beroperasi normal. Jika hasil tes swab ketiga Puskesmas itu dinyatakan positif, baru Pemerintah Kota Tasikmalaya melakukan tindakan selanjutnya," ujar dia.

Sebelumnya diberitakan, dua Puskesmas di Kota Tasikmalaya sempat ditutup setelah ditemukan adanya sejumlah petugas medis reaktif sesuai hasil rapid test.

Puskesmas tersebut berada di Kecamatan Cigeureung dan Tamansari Kota Tasikmalaya, sampai akhirnya dibuka kembali karena hasil swab kepada petugas medis yang reaktif rapid tes tersebut menunjukkan negatif covid-19.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Tasikmalaya sendiri mengklaim telah berhasil melewati fase puncak penyebaran corona di wilayahnya.

Kondisi ini ditunjukkan oleh tak adanya penambahan kasus positif semenjak beberapa hari sebelum Lebaran sampai hari ini H+2, Selasa (26/5/2020).

Puncak fase penyebaran covid-19 di Kota Tasikmalaya diperkirakan terjadi sesuai prediksi yakni sepekan terakhir menjelang Lebaran, saat para pemudik datang dan bersalamaan seusai shalat Id.

Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman meminta warganya untuk terus menerapkan protokol kesehatan meski terpantau kondisi penyebaran covid-19 mulai melandai.

Jika penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tahap II yang berakhir tanggal 29 Mei di Kota Tasikmalaya nantinya tak dilanjut, Budi tetap berharap masyarakat waspada dan tak terlena karena kondisinya sudah landai.

"Meski nanti PSBB selesai, protokol kesehatan harus tetap dilakukan sampai vaksin ditemukan. Jadi kesadaran kolektif menjadi penting bagi kita semua. Alhamdulilah, kita sudah lewati fase puncaknya, mudah-mudahan," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/28/10530871/jelang-akhir-psbb-tasikmalaya-tiga-tenaga-medis-reaktif-rapid-test

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke