Hal tersebut diungkapkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mendapatkan informasi dari Universitas Indonesia (UI).
UI memperoleh data melalui pantauan dari Google.
"Itu gambaran seluruh Jawa Tengah karena basisnya adalah mobile phone yang dia (warga) pakai itu dipantau, seberapa pergerakannya karena kan GPS-nya kan hidup," kata dia.
Cukup mengejutkan, masih banyak masyarakat yang rupanya tak menghiraukan imbauan tetap di rumah saat Lebaran.
"Ternyata kita cukup tinggi. Artinya masih banyak yang keluyuran dan kerumunan. Jadi potensi penularan yang tinggi," tutur Ganjar di Puri Gedeh, Selasa (26/5/2020).
Rapid test dapat dilaksanakan di lokasi yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19.
"Sekarang kita tinggal meminta tempat kerumunan di-rapid test, selain yang pasti di-rapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mal atau berasal dari daerah episentrum Covid-19," kata Ganjar.
Jajarannya juga melakukan pelacakan ke daerah-daerah yang sudah terpantau menjadi klaster baru.
"Kalau ini di-rapid test lebih banyak lagi kita akan tahu sebenarnya persebarannya di masyarakat seperti apa representasinya," jelasnya.
Selain melalui pemda, alat rapid test juga dibagikan langsung ke rumah-rumah sakit.
Tahap pertama, Ganjar sudah membagikan 27.011 alat. Untuk dinas kesehatan kabupaten/kota sebanyak 24.641, sementara untuk rumah sakit sejumlah 2.370.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 809 orang dinyatakan reaktif.
Sedangkan tahap kedua, ada 11.100 alat untuk seluruh kabupaten/kota. Sebanyak 3.411 di antaranya telah dipakai, hasilnya 94 orang reaktif.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Semarang, Riska Farasonalia | Editor: Dheri Agriesta)
https://regional.kompas.com/read/2020/05/26/20174241/pergerakan-warga-jawa-tengah-dipantau-lewat-google-masih-banyak-yang