Salin Artikel

Buntut 60 Tenaga Medis RSUD Ogan Ilir Mogok Kerja, DPRD Minta Manajemen Dievaluasi

Demikian dikatakan Ketua Komisi IV DPRD Ogan Ilir Rizal Mustopa yang dikonfirmasi melalui pesan whatsapp hari ini Rabu (20/5/2020)

”Nota Dinas Komisi IV DPRD Ogan Ilir soal rekomendasi agar Direktur dan Manajemen RSUD Ogan Ilir dievaluasi sudah kami sampaikan dalam sidang paripurna DPRD Ogan Ilir baik secara lisan maupun tertulis,” jelas politisi Partai Nasdem Ogan Ilir itu.

Rizal Mustopa menjelaskan, rekomendasi agar Bupati Ogan Ilir mengevaluasi Direktur dan Manajemen RSUD Ogan Ilir itu terkait aksi mogok kerja tenaga kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Ogan Ilir  yang menuntut  pemenuhan alat pelindung diri APD) yang standar, rumah singgah, tambahan vitamin sebagai penguat antibody dan uang insentif tambahan sebagai uang lelah karena terlibat dalam penanganan pasien Covid-19.

“Intinya pemenuhan apa yang dituntut oleh tenaga paramedic itu seharusnya sudah menjadi kewajiban Pererintah Kabupaten Ogan Ilir sebab masalah itu sudah diajukan, termasuk masalah insentif juga sudah ajukan RSUD Ogan Ilir jauh hari sebelum kejadian ini, pertanyaanya kenapa tenaga kesehatan itu bisa mogok,“ tanya Rizal

Oleh karena itulah tegas Rizal Mustopa, Komisi IV DPRD Ogan Ilir meminta Bupati Ogan Ilir Ilyas Panji Alam segera mengevaluasi kinerja Diektur dan Manajemen RSUD Ogan Ilir.

“Komisi IV DPRD Ogan Ilir meminta Bupati Ogan Ilir untuk mengevaluasi Direkur dan Manajemen RSUD Ogan Ilir,” tegas Rizal.

Sementara Direktur RSUD Ogan Ilir Dokter Roretta Arta Guna Riama yang coba dikonfirmasi terkait rekomendasi DPRD Ogan Ilir agar dirinya dan Manajemen RSUD Ogan Ilir lainnya di evaluasi, beberapa kali teleponnya tidak diangkat dan pesan melalui aplikasi WhatsApp juga tidak dibalas.

Seperti diberitakan sebelumnya puluhan tenaga medis di RSUD Ogan Ilir melakukan mogok kerja karena ketidakjelasan status mereka dalam penanganan wabah Covid-19 sebab selain mereka tidak memiliki surat tugas, soal insentif mereka juga tidak jelas karena mereka hanya menerima honor bulanan sebesan Rp 750.000 rupiah.

Tenaga medis itu juga mogok karena APD yang dianggap tidak standar dan tidak tersedianya rumah singgah untuk mereka sehabis melaksanakan tugas.


Bantahan direktur RSUD Ogan Ilir

Namun  semua itu dibantah Direktur RSUD Ogan Ilir Dokter Roretta Arta Guna Riama.

Menurut Roretta mogoknya tenaga medis itu bukan karena alasan tersebut, tetapi karena mereka takut menangani pasien Covid-19.

“Mereka takut menangani pasien covid 19, bahkan mereka lari jika melihat pasien Covid-19,” kata Roretta. 

Roretta juga membantah pihak Gugus Tugas Covid-19 Ogan Ilir tidak menyediakan rumah singgah.

“Sudah kita siapkan rumah singgah sebanyak 35 kamar di Komplek DPRD Ogan Ilir,” katanya. 

https://regional.kompas.com/read/2020/05/20/16561781/buntut-60-tenaga-medis-rsud-ogan-ilir-mogok-kerja-dprd-minta-manajemen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke