Salin Artikel

Terangi Makam dengan Damar, Cara Warga Maluku Sambut Malam Lailatul Qadar

Sebagian besar warga meyakini malam 27 likur atau malam 27 Ramadhan merupakan malam Lailatul Qadar yang dinantikan semua umat Islam yang menjalankan puasa.

Di malam tersebut, seluruh muslim di Maluku yang berada di desa mendatangi pemakaman dan menyalakan damar atau obor.

“Malam ini warga di Tulehu juga sedang melakukan tradisi bakar damar di kuburan di malam 27 likur,” kata Hamzah Lestaluhu, salah satu pemuka masyarakat Tulehu kepada Kompas.com saat dihubungi dari Ambon, Selasa (19/5/2020).

Hamzah mengatakan, tradisi menyalakan damar di kuburan saat malam 27 Ramadhan di desa Tulehu telah ada sejak zaman dahulu.

Menurutnya, tradisi ini memiliki keutamaan tersendiri. Sebab, pintu-pintu rahmat tidak hanya akan dibuka bagi orang yang masih hidup, tapi juga bagi mereka yang telah meninggal dunia.

“Kami percaya bahwa malam Lailatul Qadar yang merupakan malam paling baik dari 1.000 malam ini akan memberi rahmat bagi semua mahluk di bumi,” katanya.

Tidak hanya di Desa Tulehu, warga lainnya di Pulau Ambon dan Maluku juga melakukan hal yang sama.

Di Desa Latu Kabupaten Seram Bagian misalnya, masyarakat berbondong-bondong mendatangi makam selepas magrib untuk menyalakan damar.

“Malam ini ramai sekali, semua warga membakar damar di setiap kuburan sama seperti tahun-tahun lalu juga,” kata Bakri Patty, salah satu warga Desa Latu.

Warga yang datang juga mendoakan keluarganya yang sudah meninggal dunia agar seluruh dosanya diampuni.

“Itu memang sudah menjadi tradisi bukan hanya di sini, tapi di semua desa muslim di Maluku, menerangi kuburan lalu berdoa,” katanya.

“Kalau kita di sini tradisinya tidak membakar damar di kuburan, tapi membawa berbagai jenis makanan dan buah-buahan ke masjid. Kita di sini menyebutnya tradisi langansa,” kata Rusda Leikawa, salah satu tokoh masyarakat setempat.

Makanan dan buah-buahan itu dibawa sekelompok wanita ke masjid selepas magrib.

Makanan kemudian dibagikan kepada anak yatim, janda, dan kaum duafa.

“Harusnya ada hadrat juga, tapi karena virus corona jadi hadrat dihilangkan,” ujarnya.

Di beberapa desa, selepas warga menerangi makam dengan damar, anak-anak kemudian menggelar pawai obor keliling kampung.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/20/07113831/terangi-makam-dengan-damar-cara-warga-maluku-sambut-malam-lailatul-qadar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke