Salin Artikel

Rombongan Jemaah Tablig dari Bangladesh Paksa Masuk Gorontalo Meski Dihadang Petugas

GORONTALO, KOMPAS.com – Sebuah video yang berisi rekaman sejumlah orang anggota jemaah tabligh yang baru datang dari Bangladesh memaksa masuk di Atinggola, perbatasan Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara, beredar di media sosial.

Padahal, Gorontalo masih menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Rombongan jemaah tabligh dari Bangladesh itu diperkirakan masuk Gorontalo melalui Manado, Sulawesi Utara.

Perjalanan manado ke Gorontalo ditempuh melalui jalan darat karena di Gorontalo diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Dalam rekaman yang berdurasi 36 detik ini mereka memaksa untuk bisa masuk ke Gorontalo meskipun dihadang petugas gabungan.

Salah seorang dari mereka dengan mengenakan jubah dan surban mengatakan bahwa jamaah ini dari luar negeri tanpa ongkos pemerintah.

Bahkan mereka mengaku mencarter pesawat untuk ke Jakarta.

Dalam video ini beberapa petugas menghadapi mereka dengan menjaga jarak, sejumlah mobil terlihat mengedipkan lampunya, salah satunya terlihat sebagai mobil ambulans.

Kejadian ini diperkirakan berlangsung pada Minggu (17/5/2020) dini hari tadi.

Dari sejumlah informasi, para anggota Jemaah Tabligh ini akhirnya diperbolehkan masuk ke Provinsi Gorontalo setelah ada izin dari Bupoati Gorontalo Utara, Indra Yasin.


Gubernur Gorontalo, Rusli Habibie tidak bisa menyembunyikan kekecewaanya atas lolosnya 7 orang yang hasil rapid test-nya semua reaktif.

Dalam rapat daring dengan Forkopimda dan kepala daerah yang juga dihadiri Bupati Gorontalo Utara hari ini, usli mengingatkan kepada semua pemangku kepentingan untuk menjalankan PSBB secara serius dan bertanggung jawab.

Ia menilai kebijakan ini bukan kebijakannya sendiri yang ia buat, tapi sudah melalui kesepakatan bersama untuk melindungi rakyat Gorontalo dari penularan virus corona.

Sementara itu, Bupati Gorut Indra Yasin memohon maaf atas lolosnya 7 warga itu.

Ia mengaku sudah mengambil langkah untuk mengkarantina mereka di Rumah Sakit Zainal Umar Sidiki (ZUS).

“Memang Pak Gubernur, kami mengalami kesulitan yang 7 orang ini. Sudah dipisahkan kamarnya, mereka maunya tidur berdua. Kami sampaikan jangan, entah ada ajaran apa mereka sampai tidur harus berdua,” ucap Indra Yasin.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/17/15510771/rombongan-jemaah-tablig-dari-bangladesh-paksa-masuk-gorontalo-meski-dihadang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke