Salin Artikel

Di Pedalaman, Radio Diletakkan di Atap Sekolah agar Siswa Tak Ketinggalan Pelajaran

Program belajar lewat radio ini telah berjalan sekitar tiga minggu. Tapi, tak seluruh siswa bisa belajar sembari mendengarkan radio dari rumah.

Seperti siswa SMPN Pruda, Desa Pruda, Kecamatan Waiblama, Kabupaten Sikka.

Lokasi Desa Pruda yang berada di pedalaman Sikka, menyulitkan siswa mendapatkan sinyal yang bagus untuk mengakses siaran radio tersebut.

Para guru SMPN Pruda terpaksa membentuk kelompok belajar untuk memfasilitasi siswa yang tak memiliki akses mendengarkan pelajaran lewat radio.

Meski sinyal radio di SMPN Pruda juga susah, para guru memutar otak. Salah satunya, memasang perangkat radio di atap sekolah, sehingga siaran terdengar jelas.

Dua radio bercorak hitam merah diletakkan di atas atap bangunan sekolah yang terbuat dari kayu dan bambu itu.

"Itu satu-satunya langkah agar kami bisa mendengarkan suara dari siaran pembelajaran dari radio. Kalau tidak simpan di atas atap, siarannya tidak dapat," kata salah satu guru SMPN Pruda, Audatus Helmus Buko kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Selasa (12/5/2020).

Audatus mengatakan, satu kelompok belajar berisi empat orang siswa. Dalam sehari, sebanyak dua kelompok belajar yang datang ke sekolah.

Satu kelompok belajar ditempatkan di dalam kelas, lainnya di luar kelas. Langkah itu dilakukan agar siswa tetap menjaga jarak saat belajar.

Meski dalam kondisi susah sinyal, Audatus dan rekan lainnya tetap tulus membimbing para siswa.

"Sedih memang kondisi ini, tapi tetap dinikmati. Paling penting anak-anak memperoleh pendidikan," kata Audatus.

Kondisi itu tak membuat semangat belajar siswa turun. Siswa SMPN Pruda tetap antusias mendengarkan materi pelajaran sambil duduk di bawah pohon di halaman sekolah.

Audatus mengapresiasi keputusan Pemerintah Kabupaten Sikka mencanangkan program belajar mengajar lewat radio.

Akses telekomunikasi sangat terbatas di sekitar lokasi SMPN Pruda. Mereka hanya bisa memanfaatkan fitur telepon dan pesan singkat. Sementara jaringan internet tak ada.

"Kalau andalkan belajar online seperti yang di kota itu, kita di pedalaman tidak bisa. Bukan hanya kendala di sinyal, tetapi juga di fasilitas seperti televisi dan ponsel. Bagaimana mau belajar online kalau itu semua tidak ada," kata Audatus.

Audatus berharap pemerintah memperhatikan ketersediaan akses telekomunikasi di wilayah itu. Sehingga, siswa tak kesulitan mengakses siaran radio dan internet.

Sementara itu, Kepala Dinas PKO Kabupaten Sikka Mayela Da Cunha mengatakan, program kegiatan belajar mengajar lewat radio itu sangat efektif dilaksanakan di tengah pandemi virus corona baru.

Menurutnya, siswa tetap harus mendapatkan materi pelajaran selama pandemi Covid-19. Radio, kata dia, menjadi media paling efektif untuk menyampaikan materi.

"Minggu ini adalah minggu ketiga dalam program KBM melalui Radio Suara Sikka untuk masa KBM 1 bulan, " kata Mayela kepada Kompas.com melaui pesan singkat.

Mayelea tak menutup kemungkinan program belajar lewat radio diperpanjang jika pandemi virus corona masih berlanjut.

Langkah ini diperlukan agar anak-anak tak ketinggalan pelajaran.

"Ke depan metode ini akan dipikirkan untuk keberlanjutan program belajar jarak jauh dengan media radio meskipun KBM mulai normal di sekolah," tambahnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/05/13/13562711/di-pedalaman-radio-diletakkan-di-atap-sekolah-agar-siswa-tak-ketinggalan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke