Salin Artikel

Mereka yang "Ambyar" Setelah The Godfather of Broken Heart Didi Kempot Berpulang...

KOMPAS.com - "mak bedunduk mak pethungul, virus corona nengngopo kowe njedhul, (mak bedunduk) (mak pethungul) ojo cedhak-cedhak awas ojo podho ngumpul"

Bait lagu di atas diambil dari karya terakhir Didi Kempot yang berjudul "Ojo Mudik".

Melalui lagu itu, mendiang maestro campursari tersebut ingin mengajak masyarakat untuk tidak mudik saat wabah corona masih melanda. 

Memang, lagu tersebut tak mendayukan suasana patah hati, namun cerita di balik lagu itu mengungkapkan kepedulian sosok Sang Maestro kepada masyarakat yang tengah merana karena wabah corona.

Sejumlah cerita dan kenangan terungkap setelah Didi Kempot berpulang. 

Jasmani, asisten pribadi almarhum penyanyi Didi Kempot mengisahkan, The Godfather of Broken Heart sempat mengeluhkan sesak napas sebelum menghembuskan nafas terakhir.

"Dadanya terasa sesak katanya," kata Jasmani, dilansir dari Tribunnews, Selasa (5/5/2020) pagi.

Setelah itu, Jasmani dan beberapa orang segera membawa pria yang bernama asli Dionisius Prasetyo ke Rumah Sakit Kasih Ibu Solo, Jawa Tengah.

"Langsung dibawa ke rumah sakit, kita jalan pukul 07.15 WIB," terang dia.

Setelah mendapat perawatan di rumah sakit, Didi Kempot dinyatakan meninggal pukul 07.45 WIB.

Sang maestro Campursari itu pun meninggal dalam usia 53 tahun karena mengalami henti jantung. 

"Kondisi tidak sadar, henti napas, henti jantung," kata dokter Divan Fernandez, dikutip dari Kompas TV, Selasa (5/5/2020).

Dokter yang menangani Didi Kempot tersebut, menyatakan, hanya sempat merawat Didi selama 20 menit sejak dilarikan ke rumah sakit pukul 07.25.

Sementara itu, kakak kandung Didi Kempot, Lilik, mengatakan, adiknya sempat mengeluhkan sakit dan terasa panas.

"Semalam sedang mendengarkan lagu, terus bilang, ini kok panas. Nunggu di hotel dulu. Setelah satu jam, pulang, ke dokter dulu," kata Lilik menceritakan saat-saat terakhir bersama adiknya.

Kepergian Didi Kempot membuat putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, menyesal dirinya pernah tak sempat memenuhi permintaan video call almarhum.

Kaesang lalu menceritakan, komunikasinya dengan Lord Didi terjalin karena ia sempat meminta izin membuat kaos dengan gambar yang terinspirasi dari Didi Kempot.

"Salah satu penyesalan waktu itu adalah diajakin video call dengan beliau, tetapi karena kesibukan dengan tugas dan ujian kuliah, saya belum bisa," kicau Kaesang dalam akun Twitter-nya, Selasa (5/5/2020).

Duka mendalam juga dirasakan seorang bocah tunanetra bernama Ardha Krisna Pratama.

Bocah asal RT 34/RW 10, Desa Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, diketahui pernah diajak berduet dengan Didi Kempot.

"Tadi malam saya sempat cemas, tidak bisa tidur, rasanya pengen gerak ke mana-mana," kata Ardha, Selasa (5/5/2020).

Ardha yang sebelumnya sempat diajak duet dan dilibatkan dalam proses rekaman oleh Didi Kempot itu merasa sangat kehilangan dengan adanya kabar duka tersebut.


Duka istri sang maestro

Yan Vellia, tak kuasa menahan tangis di depan jenazah suaminya yang terbaring di ruang Jenazah RS Kasih Ibu Solo.

Yan Vellia juga tak hentinya memeluk sang suami yang telah berpulang itu.

Potret kesedihan istri Didi Kempot itu dibagikan oleh akun Instagram @hendraskip, Selasa (5/5/2020).

Sementara itu, saat prosesi pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Desa Majasem,Ngawi, Jawa Timur, Saputri yang diketahui istri pertama Didi Kempot, tak kuasa menahan tangis.

Ditemani anaknya, Siola Putri Reginaresi, Saputri mengiringi peti jenazah sang suami, Saputri tampak tak kuasa menahan kesedihan.

Putri sapaan akrabnya tampak meneteskan air mata, sehingga kedua bola matanya tampak sembab, dilansir dari Tribunnews.

Penyanyi Yuni Shara harus menerima kenyataan pahit. Rencana duet bersama sang maestri harus pupus.

Seperti diketahui, kedua penyanyi itu berencana akan berduet menyanyikan lagu "Kapusan Janji" usai pandemi corona berakhir.

Melalui akun Instagram-nya, Yuni Shara menceritakan rasa bahagianya saat menerima tawaran kolaborasi dengan Didi Kempot.

"Kebahagiaan tersendiri saat harus menerima tawaran bernyanyi dengan mas Didi Kempot. Saya hanya pilih satu lagu "Kapusan Janji" diantara lagu laiin yang di sodorkan," tulis Yuni, seperti dikutip Kompas.com.

Keluarga besar Didi Kempot dikenal merupakan keluarga seniman. Ayahnya, dikenal sebagai pelawak papan atas, yaitu Ranto Edi Gude atau lebih dikenal dengan nama Mbah Ranto.

Didi juga merupakan adik dari salah satu pelawak senior Srimulat, mendiang Mamik Pondang.

Namun, Didi meniti karirnya berawal dari musisi jalanan di KOta Solo sekitar tahun 1984 hingga 1989.

Selama itu, Didi pun menciptakan sejumlah lagi dan memberanikan diri pergi ke Jakarta dan berharap lagunya dilirik oleh produser.

Nama Didi Kempot mulai naik daun setelah sejumlah lagu ciptaannya menjadi hit.

Bahkan, pada 1993, Didi Kempot mulai tampil di luar negeri, tepatnya di Suriname, Amerika Selatan. Setelah itu, almarhum menginjakkan kakinya di benua Eropa.

Pada 1996, ia mulai menggarap dan merekam lagu berjudul "Layang Kangen" di Rotterdam, Belanda.

Tak lama setelah pulang kampung, pada era reformasi, dia mengeluarkan lagu "Stasiun Balapan".

Lalu, namanya semakin meroket setelah mengeluarkan lagu "Kalung Emas" pada 2013 lalu.

Pasang surut karir sempat dialami, dan akhirnya, pada 2016, penyanyi asal Solo tersebut mengeluarkan lagu "Suket Teki".

Lagu tersebut juga mendapatkan apresiasi yang tinggi dari warga Indonesia.

Selamat Jalan The God Father of Broken Heart, Didi Kempot.

(Penulis: Labib Zamani, Ira Gita Natalia SembiringFirda Janati | Editor: Andi Muttya Keteng Pangerang, Dian Maharani, Kistyarini, Gloria Setyvani Putri, Pythag Kurniati, Setyo Puji)

https://regional.kompas.com/read/2020/05/06/12000041/mereka-yang-ambyar-setelah-the-godfather-of-broken-heart-didi-kempot

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke