Salin Artikel

Belum Terapkan PSBB, Kota Semarang Pilih Berlakukan "Jogo Tonggo"

SEMARANG, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Semarang akan memberlakukan gerakan Jogo Tonggo untuk menahan laju penyebaran Covid-19 ketimbang buru-buru menerapkan PSBB.

Bahkan, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi tengah mempersiapkan Perwalkot terkait pembatasan wilayah non PSBB tersebut.

Gerakan Jogo Tonggo tersebut akan mulai diterapkan di Kota Semarang pada Senin (27/4/2020).

Sementara Sabtu dan Minggu dimanfaatkan untuk persiapan dan sosialisasi ke masyarakat.

"Sudah kami rapatkan Perwalkot pembatasan wilayah non PSBB yaitu dengan model Jogo Tonggo. Hari Senin gerakan itu kita berlakukan. Dasarnya semangat kondisi tanggap bencana, yang nanti akan mengatur tempat kerja, usaha, pendidikan dan kegiatan masyarakat," kata Hendi usai mengikuti rapat bersama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo beserta bupati dan wali kota di Semarang Raya, Jumat (24/4/2020).

Hendi menjelaskan di tingkat kelurahan dipersilakan melakukan karantina wilayah dengan portal, kalau tidak ada dari bambu atau apa saja.

"Saat ini kami juga sudah melaksanakan sistem lumbung pangan kelurahan, meskipun basis kegiatannya ada di tingkat RW. Tapi ini sudah ready," katanya.

Pemberlakuan Jogo Tonggo tersebut nantinya bakal mendapat dukungan penuh dengan keberadaan 16 pos pantau yang disiapkan Pemkot Semarang.

Selain itu juga bakal mendapat dukungan dari 48 tim patroli gabungan di pos pantau Jogo Tonggo.

"Kita menaruh 16 pos pantau, 8 pos ditaruh di perbatasan dengan wilayah lain, 8 pos pantau di kota. Yang setiap pos pantau ada tiga tim patroli. Anggotanya TNI Polri, dishub, Satpol-PP dan tenaga kesehatan. Total ada 48 tim patroli," katanya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan dalam pemberantasan Covid-19 ini jangan sampai membiarkan tenaga medis jadi benteng terdepan.

Masyarakat lah yang mestinya menjadi garda terdepan dengan bersenjatakan air mengalir, sabun dan masker. Dan menerapkan strategi inti, tetap tinggal di rumah dan jaga jarak.

"Basisnya desa atau kampung. Kenapa? Ruang yang lebih kecil bisa kita lakukan kendali yang lebih manageable. Kalau kita mau tetapkan PSBB, sudahkah kita menghitung dan siap? Kalau belum, kita latihan dulu dengan melakukan tindakan seperti PSBB. Pasar mulai kita ubah mulai besok. Yang ke sana harus cuci tangan, wajib pakai masker, kalau tidak suruh pulang," kata Ganjar.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/25/04120031/belum-terapkan-psbb-kota-semarang-pilih-berlakukan-jogo-tonggo-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke