Salin Artikel

Sebanyak 40 Orang Meninggal di Jawa Tengah Akibat Demam Berdarah

SEMARANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut ada 40 orang di Jawa Tengah yang meninggal dunia akibat terserang penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama kurun waktu tiga bulan terakhir.

Ancaman penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypty itu menunjukkan angka kematian yang lebih tinggi dibandingkan Covid-19 di periode yang sama.

Kepala Dinkes Jateng Yulianto Prabowo menyebutkan, di wilayah Jawa Tengah ditemukan sebanyak 2.115 kasus DBD yang tersebar merata di 35 kabupaten/kota.

"Kasus paling banyak ditemukan di Cilacap yakni 216, dengan jumlah meninggal dunia 3 orang. Lalu, Kota Semarang dengan 154 kasus, meninggal 2 orang. Kemudian Jepara dengan 136 kasus, meninggal 1 orang," ujar Yulianto di Semarang, Kamis (16/4/2020).

Lebih lanjut, jumlah warga yang terserang DBD di Kabupaten Banjarnegara mencapai 62 orang, 3 di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan, Banyumas terdapat 132 kasus, 3 orang di antaranya meninggal dunia. Klaten ada 131 kasus dan 3 orang meninggal dunia, Kebumen 124 kasus dan 4 orang meninggal, Purbalingga 99 yang meninggal 2 orang, dan Brebes dengan 87 kasus, meninggal 2 orang.

"Kasus demam berdarah di Jateng ini memang selalu terjadi dan tersebar merata. Apalagi kita ini hidup di negara tropis, yang menjadi endemis demam berdarah," ungkapnya.

Maka dari itu, Yulianto meminta kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dari ancaman penyakit DBD dengan memberantas sarang nyamuk di lingkungan masing-masing.

"Maka di setiap rumah, kantor, sekolahan dan lainnya perlu dibentuk Jumantik atau juru pemantau jentik untuk memastikan tidak ada jentik-jentik nyamuk. Kalau ditemukan, segera musnahkan. Karena faktor lingkungan sangat mempengaruhi berkembangnya nyamuk," tutupnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/04/16/12462211/sebanyak-40-orang-meninggal-di-jawa-tengah-akibat-demam-berdarah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke