Salin Artikel

Fakta Penolakan Jenazah Pasien Positif Corona di Pasuruan, Asal Jakarta dan Sakit Saat Sambangi Istri

Ia meninggal pada Jumat (10/4/2020) setelah dirawat di Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan pada Jumat (10/4/2020).

MI adalah warga Jakarta yang datang ke Pasuruan pada 23 Maret 2020 untuk menyambangi istri sirinya.

Saat tiba di Pasuruan, MI mengeluh tidak enak badan, flu, dan batuk. Karena kondisinya tak juga membaik, MI dirujuk ke Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan pada 2 April 2020.

Setelah sepekan dirawat, MI dinyatakan posiitif Covid-10 dan meninggal pada Jumat, 10 April 2020.

Akhirnya Pemkot Pasuruan memutuskan memakamkan jenazah MI di TPU Gadingrejo sebagai TPU terbesar di Kota Pasuruan.

”Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya. Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta, kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya. Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno.

Awalnya ada lima lokasi yang jauh dari pemukiman yang dipilih untuk tempat pemakaman MI.

Namun karena kontur Kota Pasuruan yang sebagian lebih rendah dari pemermukaan laut, maka pemakanan dilakukan di TPU Gadingrejo.

Saat pemakaman berlangsung, menurut Teno datang sejumlah warga yang menolak pemakaman tersebut. Bahkan ada warga yang membawa parang.

Tejo bercerita ia kemudian mengajak warga berdialog. Bahkan ia mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga.

”Warga yang takut dan tidak paham kemudian diprovokasi oleh provokator. Oknum yang hanya ingin mencari panggung. Ia menggerakkan anak-anak muda, yang dengan mudah digerakkan. Namun, setelah diberi penjelasan dan saya yakinkan, mereka akhirnya mengerti dan menerima pemakaman jenazah tersebut,” kata Teno dikutip dari Kompas.id, Senin.

Setelah diberi pemahaman, waga menerima dan membubarkan diri.

”Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai. Bahkan, ada yang membawa parang. Tapi, setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno.

Sementara itu hingga Minggu (12/4/2020) pasien yang dinyatakan positif Covid-19 di Kabupaten Pasuruan berjumlah 10 orang.

Dari jumlah pasien positif tersebut, ada tujuh orang yang sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

Sehari sebelumnya, tiga orang yang berstatus PDP sudah dinyatakan lebih dulu positif Corona. Saat ini 10 pasien tersebut menjalani perawatan intensif di RSUD Bangil, Kabupaten Pasuruan.

Dilansir dari Tribun Pasuruan, Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Pasuruan, Anang Saiful Wijaya mengatakan pasien terdiri dari lima pria dan dua wanita.

Mereka semua berasal dari beberapa wilayah di Kabupayen Pasuruan, mulai dari Prigen, Rembang, Gempol, Purwodadi, Beji, Gondangwetan, dan Lumbang.

Tujuh pasien tersebut memiliki riwayat perjalanan yang berbeda.

Beberapa pasien sebelumnya pernah mengikuti pelatihan di Surabaya. Ada juga yang sering pulang pergi Jakarta dan Pasuruan.

"Semuanya dalam penanganan. Kabar terakhir menunjukkan bahwa mereka sedang baik-baik saja. Artinya perkembangan 10 orang yang dinyataka positif ini sudah membaik. Mereka sudah menunjukkan grafik yang positif," jelas dia.

SUMBER: KOMPAS.com (Editor: David Oliver Purba), Tribunjatim.com

https://regional.kompas.com/read/2020/04/14/12130031/fakta-penolakan-jenazah-pasien-positif-corona-di-pasuruan-asal-jakarta-dan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke