Salin Artikel

Cium Penggali Kubur, Cara Wali Kota Pasuruan Lawan Provokasi Penolakan Jenazah Positif Corona...

KOMPAS.com - Aksi penolakan pemakaman jenazah MI (62) yang dinyatakan positif terinfeksi corona di Kota Pasuruan, diduga karena ada provokasi sejumlah oknum warga.

Menurut Pelaksana Tugas Wali Kota Pasuruan Raharto Teno Prasetyo, Senin (13/4/2020), aksi provokator tersebut bahkan sempat menggerakan warga datang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) TPU Gadingrejo.

”Warga yang terprovokasi datang beramai-ramai. Bahkan, ada yang membawa parang. Tapi, setelah kami ajak dialog, saya sentuh nuraninya, bahkan saya mencium kening para penggali makam untuk meyakinkan warga, mereka akhirnya mengerti dan bubar,” kata Teno, dilansir dari Kompas.id, Senin (13/4/2020). 

Teno lalu menjelaskan, selain ada provokasi, aksi penolakan tersebut juga dipicu kecemasan warga yang diduga karena tak tahu utuh tentang protikol pemulasaran jenazah positif terinfeksi virus corona.

”Warga yang takut dan tidak paham kemudian diprovokasi oleh provokator. Oknum yang hanya ingin mencari panggung. Ia menggerakkan anak-anak muda, yang dengan mudah digerakkan. Namun, setelah diberi penjelasan dan saya yakinkan, mereka akhirnya mengerti dan menerima pemakaman jenazah tersebut,” kata Teno.

Teno lalu menceritakan, MI yang tercatat sebagai warga Jakarta datang ke Kota Pasuruan pada 23 Maret 2020 untuk menemui istri sirinya.

Lalu, saat di pasuruan, dia mengeluh tidak enak badan, flu, dan batuk, sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Bangil, Kabupaten Pasuruan pada 2 April.

Kemudian, pada 10 April 2020, MI dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal.


”Kabupaten Pasuruan tidak mau menerima jenazah ini karena bukan warganya. Karena tidak ada yang mau menerima jenazah ini, termasuk keluarganya di Jakarta, kami putuskan dengan segala rasa kemanusiaan, kami menerimanya. Kami tracing, ternyata dia punya istri siri di Kota Pasuruan,” kata Teno.

Saat itu, Teno mengatakan, pihaknya merencanakan ada lima tempat untuk memakamkan jenazah.

Namun, karena kontur Kota Pasuruan yang sebagian bahkan ada yang lebih rendah dari permukaan laut, maka lima lokasi makam yang jauh dari permukiman warga itu pun akhirnya tidak bisa digunakan.

Pilihan Pemkot Pasuruan akhirnya jatuh di TPU Gadingrejo yang diketahi sebagai TPU terbesar di Kota Pasuruan. (David Oliver Purba).

Berita ini telah tayang di Kompas.id dengan judul: Yakinkan Warga, Wakil Wali Kota Pasuruan Cium Kening Penggali Makam

https://regional.kompas.com/read/2020/04/14/05150031/cium-penggali-kubur-cara-wali-kota-pasuruan-lawan-provokasi-penolakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke