Program tersebut dibuat setelah pemerintah menerapkan pembatasan sosial karena masalah pandemik Covid-19.
Namun, untuk di Papua, penerapan program tersebut belum maksimal karena tiga kendala.
"Pertama, teman-teman TVRI harus bisa tanggap agar siaran ini bisa diakses di seluruh pedalaman Papua, mau pakai sinyalkah antena kah, itu urusan mereka," ujar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Papua Christian Sohilait saat ditemui di Jayapura, Senin.
Kedua, untuk bisa mengakses siaran TVRI melalui metode streaming, maka diperlukan jaringan telekomunikasi yang mumpuni.
Dalam hal ini ia menyebut PT Telkom sebagai pihak yang paling berperan untuk menghadirkan layanan data di seluruh pelosok Papua.
"Telkom, yang mana kita perlukan agar bisa menonton TV secara streaming di HP. Untuk itu teman-teman Telkom harus bisa mendorong hal itu," kata Sohilait.
Kendala terakhir adalah sedikitnya pilihan stasiun televisi yang menyuarakan program belajar dari rumah.
Sohilait memandang seharusnya siaran tersebut tidak hanya tayang di TVRI, tetapi juga di tv swasta yang jumlahnya cukup banyak.
Hal ini ia anggap bisa membuat siswa lebih tertarik mengikuti program tersebut selama masa pandemik Covid-19.
"TV swasta harus juga bisa ikut berperan aktif dalam penyiaran dunia pendidikan. Kami tidak ingin anak-anak kami menjadi bodoh," kata dia.
Sohilait tengah berusaha agar siswa yang tidak bisa mengakses siaran TVRI, tetapi di daerahnya terdapat jaringan telekomunikasi, untuk mendapat bantuan tablet.
Keterbatasan anggaran tidak menjadi halangan karena ia meyakini banyak pihak yang akan membantu.
"Kami juga melakukan lobi kepada lembaga pemerintah di tingkat pusat, baik itu BUMN. Paling tidak kita dapat bantu itu beberapa hal saja, seperti radio kecil dan dibagi dalan jumlah yang banyak. Kalau pun tidak bisa, kita dapat tablet saja," kata Sohilait.
https://regional.kompas.com/read/2020/04/13/14562211/ini-3-kendala-program-belajar-dari-rumah-tvri-yang-dihadapi-di-papua