Salin Artikel

Pasien Pertama Positif Covid-19 di Pangkalan Bun Ikut Ijtima Ulama Gowa

PANGKALAN BUN, KOMPAS.com- Sepuluh pasien terkonfirmasi positif corona di Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), seluruh pasien berasal dari wilayah Kota Palangkaraya.

Namun, sejak Kamis (2/4/2020) malam, virus itu sudah menyebar hingga Pangkalan Bun, ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat, yang berjarak 450 kilometer dari Palangkaraya.

Temuan satu kasus positif ini bukan hasil dari transmisi lokal dari Palangka Raya.

Berdasarkan penelusuran Tim Gugus Penanggulangan Covid 19 Kotawaringin Barat, virus itu diduga diperoleh pasien berinisial SB, di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan saat ia hendak mengikuti Ijtima Ulama se-Asia yang digelar Jemaah Tabligh.

Perhelatan ini sendiri urung dilaksanakan.

“Sore kemarin pukul 19.10 wib menit saya dinformasikan oleh Kadinkes dan Direktur RSUD Sultan Imanuddin, bahwa PDP (Pasien Dalam Pengawasan) kita yang berinisial SB positif Covid-19. Tentunya ini menjadi berita duka cita untuk Kabupaten Kotawaringin Barat. Dari 7 PDP kemarin dinyatakan negatif. Ternyata yang berinisial SB setelah dilakukan rapid test maupun swab di Surabaya dinyatakan positif Covid19,” jelas Bupati Kotawaringin Barat Nurhidayah, dalam siaran pers di Media Center, Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Kotawaringin Barat, di Pangkalan Bun, Jumat (3/4/2020).

Direktur RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun, Fachruddin, menuturkan, SB menjadi PDP di rumah sakit sejak 31 Maret 2020.

“Terus dilakukan pengambilan swab pada hari itu juga. Kebetulan pada hari itu juga kita ada pengambilan swab PDP lainnya. Kita dapat informasi hasil swab positif dari Kepala BPLK Laboratorium Kesehatan Surabaya itu jam 19.00 WIB (Kamis, 2/4/2020),” ungkapnya.

Nurhidayah menjelaskan, SB (48) punya riwayat perjalanan ke Gowa untuk mengikuti Ijtima Ulama se-Asia, Jemaah Tabligh.

“Malam tadi satu orang yang diindikasi sebagai ketua, koordinator kelompok sudah kita amankan ke RSUD Sultan Imanuddin. Tadi kita lakukan penjemputan inisial bernama N di Kecamatan Pangkalan Lada,” lanjut Nurhidayah.

Ia menyebut rombongan Jemaah Tabligh dari wilayahnya berjumlah 60 orang.

Sepulangnya dari sana, mereka yang berasal dari berbagai daerah di Kotawaringin Barat itu diduga telah berinteraksi sebagaimana biasanya di masyarakat.

“Dari 59 jemaah di luar yang sudah positif, mereka tersebar di enam kecamatan di Kabupaten Kotawaringin Barat. Makanya ini (harus) menjadi langkah cepat khususnya Tim Gugus dan teman-teman di lapangan untuk segera melakukan tracking kepada 59 jemaah tabligh yang melaksanakan kegiatan bersamaan dengan Saudara SB yang saat ini dinyatakan positif Covid19.”

Rute perjalanan

Dalam kesempatan yang sama, Arief Susanto, yang mewakili kepala Dinas Kesehatan, sebagai juru bicara Gugus Tugas Covid-19 Kotawaringin Barat mengatakan, kelompok ini berjalan dari Kabupaten Gowa, menuju Kalimantan Selatan, melalui kapal laut, ke Pelabuhan Batu Licin. Kemudian dilanjutkan jalan darat dari Batu Licin ke Banjarmasin, ke Pangkalan Bun dengan menggunakan bus.

“Nanti akan dilacak menggunakan bus atau PO apa. Ini semua sedang dilakukan pelacakan pada informasi semua kasus," katanya.

Namun, berdasarkan data yang dihimpung pihak Kepolisian Resor Kotawaringin Barat, perjalanan rombongan Jamaah Tabligh terbagi atas dua gelombang. Via udara ke Makassar, dan via darat-laut melalui Banjarmasin dan Batu licin, Kalimantan Selatan.

Mereka yang berangkat lewat jalur udara berjumlah 21 orang. Berangkat pada 18 Maret 2020, dan kembali pada 22 Maret 2020. Sedangkan yang melalui rute darat-laut, berjumlah 44 orang. Mereka berangkat pada tanggal 15 Maret dan sampai Pangkalan Bun kembali pada 24 Maret 2020. Rute darat dari Pangkalan Bun hingga Batulicin sangat panjang, ditempuh lebih dari 20 jam.

Rute ini biasanya melewati dan singgah di beberapa kota, seperti Sampit, Palangka Raya, dan beberapa tempat peristirahatan.

Akan dikarantina

Sebanyak 59 anggota Jemaah Tabligh itu dijadwalkan mengikuti rapid tes.

“Jumat pagi ini kita sudah kumpulkan mereka di Islamic Centre untuk melakukan pemeriksaan rapid test,” kata Bupati Nurhidayah.

Keseluruhan warga Jemaah Tabligh itu kemungkinan akan dikarantina khusus sampai dengan 14 hari ke depan.

“Apakah dipulangkan atau dikarantina, ini akan kita bicarakan secara teknis dengan tim. Kalau memungkinkan, 59 ini akan kita karantina khusus. Jadi mereka tidak akan kita pulangkan ke keluarga, sambil melihat kondisi orang per orang ini,” ucap Bupati.

Arief Susanto menjelaskan, anggota Jemaah Tabligh itu memang akan dikarantina.

“Nanti dari 60 orang yang menjadi sasaran ini harus dikarantina, karena harus melihat perkembangan dalam 14 hari ke depan. Mungkin juga akan dilakukan rapid tes kembali, setelah negatif 14 hari kita lihat perkembangannya. Tapi bagi yang positif, pasti sudah menjadi penanganan kasus sesuai dengan tata laksana. Positif secara rapid test ya. Jadi tetap harus dikonfirmasi dengan laboratorium untuk memastikan itu,” ungkapnya.

Sekretaris Daerah, yang juga Ketua Gugus Tugas Covid-19, Suyanto menambahkan, skenario untuk isolasi berada di masjid pondok pesantren yang biasa juga disebut Islamic Centre itu. Ia mengungkapkan akan bekerja sama dengan pimpinan pondok di sana.

“Karena ini kepentingannya untuk jemaah dan keluarganya. Dalam posisi diisolasi di pondok itu, berarti dia dipisahkan dari keluarganya. Itu juga bagian dari physical distancing. Keluarga di rumah terhindar. Keluarga yang sudah didatangi teman-teman yang datang dari Gowa ini tetap jadi perhatian penting dari Gugus melalui Dinas Kesehatan untuk ditracking,” kata Suyanto.

Arief mengatakan, pelacakan terhadap interaksi para anggota Jamaah Tabligh itu melibatkan seluruh puskesmas di Kotawaringin Barat yang memiliki wilayah kasus.

“Segera dilakukan penetapan (status) terhadap keluarga, kelompok risiko. Juga kita harus mendapatkan informasi masjid-masjid mana yang sudah digunakan aktivitas kelompok ini. Ini jadi pertimbangan untuk memastikan aktivitas ibadah itu mengurangi risiko kontak atau jaga jarak. Sehingga tidak ada lagi yang mengabaikan faktor-faktor risiko kita di dalam beraktivitas,” kata Arief.

Status tanggap darurat

Dalam konferensi pers itu, Bupati Nurhidayah juga mengatakan akan menaikkan status wilayahnya dari siaga darurat, menjadi tanggap darurat Covid-19.

Suyanto menambahkan sudah berkoordinasi dengan Gugus Tugas di Jakarta untuk perubahan status tersebut.

“Mulai tadi malam, kita konsultasi Ketua Gugus Pusat, kaitannya mekanisme sistem peningkatan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat.”

Menurutnya, pihaknya harus memperhatikan ketentuan undang-undang yang mengatur soal penanggulangan bencana.

“Kemudian kaitannya dengan keadaan luar biasa kaitannya dengan Undang-Undang Kesehatan. Semuanya mengacu bagaimana sebuah bencana nonalam, kaitannya dengan wabah penyakit menular dapat tertangani dengan baik. Hari ini kalau sudah dapat konfirmasi dari Gugus Pusat akan dilakukan peningkatan status dari Siaga Darurat menjadi Tanggap Darurat,” ujarnya.

(Budi Baskoro, Pangkalan Bun)

https://regional.kompas.com/read/2020/04/03/22444001/pasien-pertama-positif-covid-19-di-pangkalan-bun-ikut-ijtima-ulama-gowa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke