Tindakan itu dilakukan karena warga tersebut meninggal dunia tidak lama setelah dikunjungi cucunya yang datang dari Depok, Jawa Barat.
Wakil Bupati Gunungkidul Immawan Wahyudi mengatakan, keluarga dan tetangga orang yang meninggal itu sampai tidak berani mengurusi jenazahnya.
Alhasil, pemakaman harus dilakukan petugas yang mengenakan alat pelindung diri lengkap.
"Kami mengambil keputusan ketika keluarga tidak berani mendekat," kata Immawan kepada wartawan di Puskesmas Karangmojo II, Jumat (3/4/2020).
"Yang di Playen itu belum tentu (terinfeksi virus corona)," sambung Immawan.
Sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengatakan, warga Kecamatan Playen yang meninggal dunia belum masuk golongan pasien dalam pengawasan (PDP).
Pasalnya, setelah dikunjungi cucunya yang tinggal di Depok, Jawa Barat, warga Playen itu tidak menunjukkan gejala seperti orang terinfeksi virus corona.
Namun, dia punya riwayat penyakit lain.
"Tidak ada keluhan, ada penyakit asma dan asam urat," kata Dewi.
Hanya saja, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap melakukan sejumlah upaya pencegahan, termasuk dengan menyemprotkan rumah warga yang meninggal dengan disinfektan.
Menurut Dewi, saat ini ada dua PDP di Gunungkidul yang meninggal dunia. Mereka adalah warga Kecamatan Karangmojo, dan Wonosari.
Terkait informasi yang beredar di masyarakat adanya korban positif yang meninggal di Kecamatan Panggang, Dewi menduga penyebab kematiannya bukan karena virus corona.
"Memang dia lebih condong penyakit lain yakni penyakit jantung, dan tidak dimasukkan ke PDP," kata Dewi.
https://regional.kompas.com/read/2020/04/03/13583181/warga-gunungkidul-meninggal-setelah-dikunjungi-cucunya-dari-depok