Para dosen mencari dan memproduksi beragam informasi akurat terkait Covid-19, kemudian menuangkannya ke dalam bentuk video dan poster edukatif bagi masyarakat.
Koordinator Japelidi Novi Kurnia mengatakan, langkah ini dilakukan untuk mengimbangi banjirnya hoaks yang menyesatkan warga mengenai Covid-19.
“Saat pandemi ini, kami membuat konten digital Jaga Diri dan Jaga Keluarga dalam 42 bahasa daerah. Selain bahasa Indonesia dan Mandarin, supaya lebih dekat dengan keseharian masyarakat kita yang majemuk,” tutur Novi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (27/3/2020).
Untuk menyebarkan konten berbahasa daerah tersebut, Japelidi bekerja sama dengan berbagai lembaga.
Misalnya dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) dan Komunitas Berbeda Itu Biasa.
Penyebaran konten dilakukan melalui akun Instagram dan Twitter Japelidi. Selain itu disebar melalui akun media sosial dan grup WhatsApp 163 anggota Japelidi.
Informasi dilengkapi pembagian poster digital seperti Jaga diri dan Jaga Keluarga; Perlindungan Data Pribadi dan Sumber Informasi Terpercaya.
Selain itu, dilengkapi video tips menemani anak belajar di rumah.
“Tanggapan warganet sangat positif. Misalnya, banyak orang atau komunitas meminta kami mengirim file untuk mereka cetak sendiri, lalu membagikannya kepada warga berusia lanjut di sekitar mereka,” ujar Ketua Program Magister Ilmu Komunikasi Fisipol UGM tersebut.
Bahkan ada yang membuat kampanye itu menjadi spanduk.
Sebab masih banyak orang yang tidak mengakses internet dan media sosial, sehingga akses informasi mereka terbatas.
Dukungan dari berbagai daerah di Indonesia
Koordinator Kampanye Japelidi Lawan Hoaks Covid-19, Lestari Nurhajati mengungkapkan, Japelidi juga kampanye dengan membagikan sabun dan hand sanitizer bagi warga yang masih harus bekerja di luar rumah seperti pengendara ojek dan pedagang pasar.
Dana untuk ini berasal dari urunan dan donasi anggota Japelidi. Mereka dan warga membagikan selebaran, poster, dan spanduk di tempat-tempat strategis di berbagai daerah.
Beberapa daerah di antaranya Jakarta, Yogyakarta, Bali, Salatiga, Semarang, Lamongan, Surabaya, Sukabumi, Bogor, Banjarmasin, NTT, Kutai, NTB, Timika, dan Kabupaten Semarang.
“Kami tidak menyangka dukungan warga sebesar ini. Seperti halnya kampanye politik, kampanye kesehatan juga harus dilakukan melalui darat di banyak tempat,” tutur Lestari.
Menurut Lestari, masih banyak ruang yang belum terjangkau. Padahal isu pandemi virus corona sangat mendesak.
https://regional.kompas.com/read/2020/03/27/13270261/lawan-hoaks-seputar-covid-19-komunitas-ini-kampanye-gunakan-42-bahasa-daerah