Salin Artikel

Berbagi untuk Mereka yang Bekerja di Tengah Wabah Virus Corona

Mereka memprioritaskan warga yang mencari nafkah di jalanan tanpa perlengkapan kesehatan yang memadai. Salah satu warga yang mendapatkan bantuan adalah Yatmi pedagang di Pasar Gedhe, Solo.

Ia diberi cairan penyanitasi tangan (hand sanitizer) oleh salah satu komunitas warga Tionghoa di Solo pada Sabtu (21/3/2020).

Dilansir dari VOA Indonesia, Yatmi bercerita tidak pernah menggunakan produk tersebut. Selama ini dia hanya mengandalkan cuci tangan dengan memakai sabun dan air bersih.

"Ini dapat satu botol, saya belum pernah pakai ini. Tadi diajari cara pakainya. Praktis. Selama ini saya hanya cuci tangan pakai sabun di rumah dan pasar," kata Yatmi.

Tak hanya Yatmi, ratusan pedagang pasar lainnya, juru parkir, tukang becak, kuli gendong pasar, selama ini bekerja tanpa perlengkapan kesehatan seperti masker.

Namun di sejumlah pintu masuk pasar disediakan alat cuci tangan setelah Solo ditetapkan KLB virus corona sepekan lalu.

Pedagang menyebut omset turun drastis hingga 75 persen dari hari biasa. Hal tersebut terjadi warga memilih bekerja dari rumah, menghindari area publik termasuk pasar, dan larangan menggelar kegiatan pengumpulan massa yang berdampak ke bisnis catering atau restoran.

Juru bicara Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) Candra Tandyo mengatakan mereka berinisiatif membagikan secara gratis seribu botol hand sanitizer kepada warga komunitas pasar tradisional tersebut.

Ia mengatakan komunitas pasar tradisional rentan terdampak pasca Solo ditetapkan KLB virus corona sepekan lalu

Padahal selama ini pasar tradisional menjadi garda terdepan yang rentan saat Solo ditetapkan status KLB virus corona.

Aktivitas jual beli, angkat angkut, saling kontak fisik peredaran uang, interaksi sosial sangat dominan di puluhan pasar tradisional tersebut.

"Kita bagikan ada 1000 botol hand sanitizer. Harga di pasaran sudah sangat mahal atau malah langka, sulit didapat. Kita khawatir, pedagang pasar, kuli gendong, juru parkir, tukang becak, dan lain-lain kesulitan membeli, jadi kita bantu. Pertimbangan kami, banyak komunitas pasar tradisional yang belum mengetahui penggunaan peralatan ini. Supaya barang ini bisa diperoleh masyarakat lapisan bawah ini kita bagikan gratis," kata Candra.

Sejumlah relawan berbusana tradisonal Jawa lengkap dengan blangkon dan memakai masker membagikan ratusan masker dan sabun cuci tangan kepada warga sekitar Pasar Gede Harjonagoro, Solo.

Juru bicara relawan Antonius Yogo mengatakan dua produk, masker dan hand sanitizer menjadi kebutuhan masyarakat di tengah kondisi Solo KLB virus corona.

"Masker dan hand sanitizer menurut kami yang paling penting ketika mereka pergi ke luar rumah mencari nafkah. Tempat publik kan sudah disediakan tempat cuci tangan. Pertimbangan kami, dua produk itu, kini stok langka dan harganya sudah di luar kewajaran. Kami upayakan bagaimana memperoleh ratusan masker dan sabun atau hand sanitizer kemudian kami bagikan secara gratis ke masyarakat di pasar tradisional ini," kata Antonius.

Selain masker dan hand sanitizer, sejumlah kelompok warga lainnya membagikan beras kepada tukang becak, juru parkir, dan kuli gendong pasar.

Beras dibagikan untuk utnuk membantu kebutuhan hidup mereka selama KLB virus corona.

Rektor UNS Solo Profesor Jamal Wiwoho mengatakan ada dua fakultas yang memproduksi hand sanitizer tersebut dan bukan untuk kepentingan komersial.

"Kalaupun punya uang sekarang, harga produk itu sudah mahal bukan main. Barangya sudah langka atau tidak ada. Harga hand sanitizer dan masker bisa 10 kali lipat lebih dari harga biasa sebelum virus corona merebak. Dua produk itu makanya sedang kami produksi, yang siap baru hand sanitizer. Ada dua fakultas siap produksi, Teknik dan MIPA Farmasi. Kami berusaha untuk kebutuhan internal dan bukan komersial," kata Jamal.

Sementara itu Agus salah satu warga di Solo mengatakan hand sanitizer dan masker di Solo sulit diperoleh.

Sementara penjualan online menawarkan produk dengan harga yang sangat mahal hingga 10 kali lipat dibandingkan harha normal.

"Saya sudah keliling berbagai apotek. Masker, hand sanitizer dan cairan alkohol sudah habis. Stok kosong. Istri saya kan rencana mau meracik sendiri cairan alkohol dengan gel lidah buaya. Sampai saat ini belum dapat juga," kata Agus.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/24/08120091/berbagi-untuk-mereka-yang-bekerja-di-tengah-wabah-virus-corona

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke