Salin Artikel

Kisah Bidan LKC Dompet Dhuafa Tangani Anak Kekurangan Gizi di NTT

KOMPAS.com – Lembaga filantropi Islam Dompet Dhuafa melalui jejaringnya Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) mendampingi salah satu anak dengan kasus gizi buruk di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Salah seorang bidan dari LKC Dompet Dhuafa NTT Sriyaningsih (34) menjelaskan program Jaminan Kesehatan Ibu dan Anak (JKIA) kepada tim komunikasi Dompet Dhuafa, pekan lalu.

Dia menceritakan, kasus kesehatan yang ditanganinya yakni, seorang bocah bernama Luciana Soares yang kondisinya sudah masuk kategori marasmus.

Kala itu, usianya baru menginjak 18 bulan dan orangtuanya tengah berkonflik. Lalu Ibunya memutuskan untuk menjadi tenaga kerja wanita (TKW) ke luar negeri.

Akhirnya, bocah yang lahir dengan paras cantik itu pun terpaksa tinggal bersama opa dan omanya, serta 13 saudara lainnya.

Setelah lahir, di usia empat bulan, balita dari keluarga eks warga Timor Timur tersebut, terpaksa menjalani kisah sedih..

“Ibaratnya seperti kertas basah yang kita coba untuk didirikan. Gambarannya seperti itulah. Akhirnya kami berusaha dampingi dari awal hingga sekarang," ujar Sri seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (19/3/2020).

Sri menyebut, dengan pola pengasuhan yang tidak maksimal dan terpaksa tinggal bersama banyak saudara, tentu pertumbuhannya tidak termonitor dengan baik.

"Melihat kondisi tersebut pada saat awal asesment. Kami pun memutuskan untuk menggulirkan bantuan kebutuhan nutrisi, pendampingan dan juga monitoring perkembangan,” ungkapnya.

Tak hanya itu, lanjut Sri, sedari awal, pendampingan dilakukan untuk pemenuhan gizi tiga kali sehari.

Kolaborasi berbagai pihak

Sri pun menekankan, pergerakan yang dilakukan Dompet Dhuafa tidak sendiri, melainkan bersama-sama dengan dinas sosial dan puskesmas setempat yang menjadi gerbang pembuka.

Pasalnya, saat dinas sosial dan puskesmas setempat mengalami kewalahan, tim LKC Dompet Dhuafa jadi pelanjut estafet penanganan kasus tersebut.

Tak hanya itu, keputusan lain juga perlu diambil, sebab pertumbuhan Luci tak kunjung menunjukkan kabar yang baik. Bahkan, justru cenderung membawa laporan pertumbuhan yang lambat.

Sri menceritakan, upaya evakuasi, menjadi jalur baru untuk tetap melanjutkan masa depan hidup Luci.

"Kami melihat perkembangannya tidak menunjukkan data yang baik. Akhirnya kami menjalin kolaborasi baru dengan Panti Asuhan Bhakti Luhur Baumata, Kupang,” terangnya.

Akhirnya, dia pun mengucap syukur tatkala penghujung tahun lalu Luci pertumbuhannya di panti sangat positif. Berat badannya naik menjadi 7,5 kilogram (kg) dari yang awalnya hanya 4,5 kg.

“Dia juga sudah bisa beraktivitas sendiri, seperti berlatih jalan, bermain dan bercerita meskipun dengan bahasa yang belum fasih," terang Asih, disela kunjungannya di panti asuhan tersebut, Rabu (4/3/2020).

Sri pun menemukan kunci kesuksesan dalam penanganan kasus kesehatan ibu dan anak di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang, yaitu kolaborasi dengan berbagai pihak.

Menurutnya, banyaknya kasus yang harus ditangani menjadikan kolaborasi kemanusiaan sebagai sebuah harmoni yang indah.

Dalam penanganan tersebut, ungkapnya, rasa kemanusiaan menjadi yang terdepan dan tentunya tanpa melirik latar agama dan status sosial.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/20/08231701/kisah-bidan-lkc-dompet-dhuafa-tangani-anak-kekurangan-gizi-di-ntt

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke