KOMPAS.com - Wali Kota Surakarta FX Rudy Hadi Rudyatmo menetapkan Solo dalam status kejadian luar biasa (KLB) virus corona atau Covid-19, Jumat (13/3/2020) malam.
Penetapan status KLB tersebut setelah seorang pasien yang diisolasi di RSUD Moewardi meninggal dunia dan dinyatakan positif corona.
Kasus pasien positif corona meninggal di Solo ini menjadi kasus yang pertama terjadi di Provinsi Jawa Tengah.
Setelah penetapan KLB itu, kegiatan belajar dan mengajar (KBM) di sekolah jenjang SD dan SMP/MTs diliburkan dan belajar di rumah. Selain itu, sejumlah kegiatan ditunda.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih memberlakukan karantina mandiri selama 14 hari terhadap 62 orang.
Karantina itu diberlakukan karena dipastikan mereka kontak dekat dan kontak erat dengan pasien positif corona itu.
Berikut fakta di balik wali kota tetapkan Solo KLB virus corona yang Kompas.com rangkum:
Satu dari dua pasien yang dirawat di ruang isolasi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Moewardi Surakarta, meninggal dunia. Rabu (11/3/2020) siang.
Awalnya pihak rumah sakit menyebut, pasien itu meninggal bukan karena positif virus corona, melainkan karena gagal nafas atau pneumonia. Karena saat itu masih menunggu hasil labotarium.
Dokter Spesialis Paru RSUD Dr Moewardi Surakarta Harsini mengatakan, pasien yang meninggal itu berjenis kelamin laki-laki berusia 59 tahun.
"Satu pasien masih dirawat di ruang isolasi, namun satu pasien meninggal dunia pada Rabu siang. Meninggal disebabkan karena gagal nafas atau pneumonia," jelas Harsini saat konferensi pers di kantor Dinkes Jateng, Kamis (12/3/2020).
Harsini mengatakan, jenazah telah dimakamkan sesuai prosedur penanganan virus corona.
"Proses pemakaman jenazah kami perlakukan seperti pasien yang meninggal di RSUP Kariadi sesuai prosedur penanganan virus corona. Dibungkus plastik kemudian langsung dimasukkan ke peti. Dan tidak boleh ada keluarga pasien. Hanya ada tim medis," ujarnya.
Setelah hasil labotarium keluar, pasien meninggal yang diisolasi di RSUD Moewardi ternyata positif corona.
Seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (13/3/2020), Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto menyebutkan, hasil pemeriksaan yang bersangkutan menunjukkan positif covid-19.
"Iya, terakhir kita ketahui bahwa hasilnya positif (Covid-19)," kata Yuri, ketika dihubungi Kompas.com, Jumat pagi.
Namun, Yuri belum dapat memastikan apakah pasien yang meninggal tersebut ada riwayat perjalanan ke luar negeri.
Yuri juga belum mengetahui secara detail ada berapa pasien positif virus corona di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
"Saya tidak monitor, cuma itu saja yang saya lihat positif," kata Yuri.
Setelah adanya pasien meninggal positif corona di RSUD Moewardi, Kepala Dinas Kesehatan Kota Surakarta Siti Wahyuningsih memberlakukan karantina mandiri selama 14 hari terhadap 62 orang.
Karantina itu diberlakukan karena dipastikan mereka kontak dekat dan kontak erat dengan pasien positif corona itu.
Adapun ke-62 orang itu terdiri dari tenaga kesehatan ada 16 orang dari RS Dr Oen Kandang Sapi, tenaga kesehatan RS Dr Oen Solobaru ada 15 orang.
Kemudian Klinik Mojosongo ada 6 orang, keluarga pasien ada 12 orang di Kadipiro, kontak dekat pasien di Semanggi ada 6 orang dan karyawannya ada 7 orang.
"Kita kan tidak tahu. Dengan dikarantina dia bisa istirahat, satu. Kedua, kalau terjadi infeksi kan bisa memutus. Istilahnya melokalisir. Mencegah ini kan lebih baik dari pada terlambat," kata Siti.
Setelah adanya kepastian pasien yang diisolasi di RSUD Moewardi meninggal karena positif corona, Wali Kota Surakarta FX Rudy Hadi Rudyatmo menetapkan Solo dalam status kejadian luar biasa (KLB) virus corona atau Covid-19, Jumat malam.
"Memutuskan, menetapkan Solo KLB virus corona. Suratnya sudah diputuskan malam. Besok pagi sudah kita keluarkan surat itu," kata Rudy, setelah menggelar rapat terbatas dengan sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Loji Gandrung Solo, Jawa Tengah, Jumat malam.
Rudy mengatakan, alasan penetapan Solo KLB virus corona, karena Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyatakan Jateng KLB corona.
Pasca-penetapan Solo KLB virus corona, Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta pun meliburkan sekolah mulai dari jenjang SD, SMP/sederajat untuk mencegah penyebaaran virus corona.
"Sekolah SD dan SMP/sederajat kita liburkan," kata Rudi.
Selain itu, penyelenggaraan Car Free Day setiap Minggu pagi diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kemudian, dikutip dari Antara, kegiatan olahraga di Stadion Mahanan dan Sriwedari ditutup, sedangkan destinasi dan transportasi pariwisata untuk sementara juga ditutup.
Upacara bendera dan apel bersama di Balai Kota Surakarta ditiadakan.
Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Solo, Labib Zamani, Dandy Bayu Bramasta | Editor Khairina, Inggried Dwi Wedhaswary)
https://regional.kompas.com/read/2020/03/14/10150021/fakta-di-balik-wali-kota-tetapkan-solo-klb-virus-corona-berawal-dari-adanya