Salin Artikel

Gubernur Kalbar Surati Menhub, Minta Penerbangan dari dan ke Malaysia Dihentikan

PONTIANAK, KOMPAS.com - Menyikapi perkembangan penyebaran Covid-19 di berbagai belahan dunia dan di Indonesia, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengirim surat kepada Menteri Perhubungan untuk menutup sementara penerbangan dari dan ke Kuala Lumpur dan Kuching, Malaysia.

Menurut dia, usulan penutupan itu berkaitan dengan telah diumumkannya 3 warga Serawak, Malaysia, yang positif corona atau Covid-19.

“Kami memandang, bahwa Kalimantan Barat yang memiliki penerbangan internasional ke negara terjangkit, seperti Malaysia, telah menimbulkan ancaman yang nyata bagi masyarakat wilayah Kalimantan Barat,” tulis Sutarmidji, dalam surat bernomor 830/0828/Dishub 2020 itu, Jumat (13/3/2020).

Saat dikonfirmasi, Sutarmidji membenarkan mengenai surat tersebut.

"Betul. Sekadar usulan saja," kata Sutarmidji.

Dalam surat itu, Sutarmidji menyebut, data resmi yang dirilis WHO pada Kamis, 12 Maret 2020, di Malaysia, ada 129 kasus Covid-19 terkonfirmasi.

Sementara, data Kementerian Kesehatan Malaysia mencatat, 158 kasus Covid-19 terkonfirmasi.

Sedangkan ada 319 orang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium.


"Jumlah kasus Covid-19 di Malaysia cenderung bertambah tiap hari. Dengan penerbangan intenasional langsung dari Malaysia-Pontianak, dikhawatirkan akan menciptakan faktor risiko dan sugesti negatif ke masyarakat Kalimantan Barat," sebut Sutarmidji.

Teranyar, pada Jumat (13/3/2020), Pemerintah Malaysia telah mengumumkan, 3 warga di Serawak positif corona.

Padahal, seperti diketahui, Serawak, Malaysia, itu berbatasan langsung dengan Kalimantan Barat.

Dia mengungkapkan, Bandara lnternasional Supadio Pontianak saat ini melayani penerbangan langsung Pontianak-Kuching setiap hari, yakni sebanyak dua kedatangan dan dua keberangkatan.

"Sedangkan penerbangan Pontianak-Kuala Lumpur setiap hari aktif, sebanyak masing-masing satu kali kedatangan dan keberangkatan," sebut Sutarmidji.

Kemudian, selama periode 2019, ada 1.101 kedatangan penerbangan internasional rute Kuching-Pontianak dan Kuala Lumpur-Pontianak, dengan jumlah penumpang 109.388 orang.

Sedangkan jumlah keberangkatan internasional di rute sama, mencapai 1.088 keberangkatan, dengan jumlah penumpang 110.155 orang.

Sementara, dalam periode Januari-Februari 2020, sudah tercatat 181 kedatangan pesawat internasional rute Kuching-Pontianak dan Kuala Lumpur-Pontianak, dengan jumlah penumpang 17.171 orang.


Dalam periode yang sama tahun 2020 dan rute yang sama pula, ada 182 keberangkatan, dengan jumlah penumpang 16.379 orang.

"Total pergerakan pesawat keberangkatan internasional, periode Januari-Februari 2020, berjumlah 363 kali, dengan total penumpang 33.547 orang," ucap Sutarmidji.

Sebagian besar penumpang yang melakukan mobilitas tersebut adalah warga Kalimantan Barat.

Maka dari itu, diusulkan kepada Menteri Perhubungan untuk menghentikan sementara penerbangan langsung internasional rute Pontianak-Kuching (PP) dan Pontianak-Kuala Lumpur (PP) sebagaimana telah diterapkan pada rute dari dan ke China.

“Usulan kami dapat kiranya dipertimbangkan dan secepatnya ditindaklanjuti, sebelum situasi semakin memburuk," tutup Sutarmidji.

Sekda Kalbar Leysandri menambahkan, surat tersebut merupakan usulan Gubernur Kalbar kepada Menteri Perhubungan.

"Semoga segera bisa direspons," ujar Leysandri.

https://regional.kompas.com/read/2020/03/14/09524611/gubernur-kalbar-surati-menhub-minta-penerbangan-dari-dan-ke-malaysia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke