Salin Artikel

Mbah Mangun Jual 3 Kambing untuk Beli Peti Mati, Sempat Gegerkan Tetangga

Peti mati tersebut diletakkan di sebelah kasur tempat ia tidur sehari-hari. Mbah Mangun membeli peti mati tersebut untuk persiapan kematiannya.

“Aku wis siap-siap,” kata Mangun kepada Kompas.com, Rabu (11/3/2020).

Selain itu ia telah  menyiapkan tiga potongan kain mori dan liang lahat serta batu nisan untuk dirinya.

“Yen wis dipundut, gari nguncalke. Kulo wis siap-siap jogangan (kalau sudah dipanggil Tuhan, tinggal masukkan saja. Saya sudah menyiapkan liangnya juga). Itu lho ruangan untuk ngubur,” kata Mbah Mangun.

Mbah Mangun membeli peti mati seharga Rp 1 juta. Sedangkan untuk kain mori, ia mengeluarkan uang Rp 50.000 per lembar dan batu nisan seharga Rp 650.000.

Tetangga sempat geger saat peti mati tersebut diantar ke rumah Mbah Mangun. Hal tersebut mengejutkan karena para tetangga selama ini tidak pernah mendengar berita duka.

"Sing durung ono teh karo gulo, nganggo nyepaki wong sing layat (yang belum siap itu teh dan gula, untuk mereka yang datang melayat nanti)," kata Mangun.

Sementara itu Waryadi (68), adik Mbah Mangun bercerita jika kakaknya sempat meminta anaknya untuk membelikan dia peti mati. Namun sang anak menolaknya.

“Peti itu meminta anaknya. (Tapi anaknya menolak dan bilang) kalau besok (meninggal) baru beli dan pakai (peti mati), tapi sendirinya (Mangun) marah. Akhirnya cari peti,” kata Waryadi.

Dia memasang foto keluarga dan kerabatnya di dinding rumahnya. Dengan bangga, Mbah Mangun bercerita jika dia memiliki dua anak, lima cucu, dan tiga cicit.

“Anakku dua perempuan semua. Puthuku (cucu saya) kerja di dealer. Puthuku sudah bisa beli mobil sendiri. Anakku dulu sekolah musik,” kata Mangun.

Sang cucu pernah meminta Mbah Mangun untuk tinggal bersama. Namun ia menolak dan memilih tinggal di lahan yang sama dengan adiknya.

“Dikon bali puthuku. Wah yo ora. Ning kene wae. Wis gawe jogangan (disuruh pulang cucu. Tidak mau. Di sini saja, saya sudah bikin liang),” kata dia.

Cucu Mbah Mangun juga menyediakan tempat tidur untuk kakeknya. Tak hanya itu. Setiap bulan sang cucu juga mengirim uang dan sembako untuk kakeknya.

Bahkan sang cucu juga membelikan empat kambing untuk dipelihara Mbah Mangun.Kambing peliharaan itu yang dijual Mbah Mangun untuk membeli peti mati.

Namun dengan berjalannya waktu, tanah milik Mbak Mangun habis dijual.

Ia pun merantau hingga ke Sumatera. Setelah tak kuat lagi bekerja, ia kembali ke Jawa dan ikut kerabatnya.

Mbah Mangun datang pada ke rumah Waryadi pada tahun 2012. Saat itu Mbah Mangun ingin menumpang hidup bersama adiknya.

Dalam keadaan terbatas, Waryadi membangun rumah kecil di belakang rumahnya untuk Mbah Mangun. Waryadi juga berbagi listrik dan lampu untuk kakaknya.

“Terakhir di Wonosari, kemudian kembali ke sini. Dia mengatakan, ingin ikut saya saja. Bagaimana pun saya terima,” kata Waryadi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dani Julius Zebua | Editor: Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2020/03/13/18100071/mbah-mangun-jual-3-kambing-untuk-beli-peti-mati-sempat-gegerkan-tetangga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke