Salin Artikel

2 Bocah Asal Jembrana, Bali, Meninggal Terserang DBD

Informasi yang dihimpun, Rofi meninggal dunia di RSUP Sanglah, Selasa (10/3/2020) malam.

Rofi mempunyai riwayat demam dan divonis terjangkit DBD.

Sebelum meninggal Rofi sempat dirawat di RSU Negara dan dirujuk ke RSUP Sanglah. Namun, akhirnya Rofi meninggal dunia.

Kemudian korban Nazar awalnya diketahui sakit, Kamis (5/3/2020), saat dijemput pulang sekolah oleh orangtuanya.

Kemudian, pada sore hari, Nazar diantar ke dokter karena mengalami gelaja panas.

Pada Jumat (6/3/2020), tim dokter menyebut Nazar terserang terkena tifus.

Hingga akhirnya dirawat di rumah sampai hari Minggu (8/3/2020).

Pada Senin (9/3/2020) pagi, anak pasangan Nasri (40) dan Rosmiatun (40) itu dicek di Laboratorium RSU Negara dan dinyatakan positif DBD.

Akhirnya, pada hari itu juga dirujuk ke RSUP Sanglah, Namun, bocah itu meninggal di UGD RSUP Sanglah.

Dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana I Putu Suekantara mengatakan, sudah dipastikan kedua bocah itu meninggal karena DBD.

Pihaknya menelusuri informasi dari puskesmas hingga RSU Negara.

Kedua korban meninggal dunia karena DBD great 3 hingga 4.

"Ya memang hasil dari kedua pasien itu memang karena demam berdarah," tegasnya.

Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha, mengaku terkejut dengan adanya kasus ini.

Sebab, daerah tempat tinggal keduanya relatif tidak pernah terjadi kasus DBD.

Bahkan, selama ini tidak ada catatan DBD di dua kawasan tersebut.

Maka dari itu, pihaknya akan menyelidiki dari mana dua anak itu terkena gigitan nyamuk aedes aegypti itu.

"Sampai saat ini kita tidak ada catatan daerah andemis di lingkungan sekitar rumah kedua korban. Ini merupakan infeksi yang terjadi pertama kali di dua kawasan itu. Jadi timbul pertanyaan apakah tertular karena di rumah atau di luar wilayah itu. Tapi kami turut berduka dengan meninggalnya korban," jelasnya.

Fogging

Untuk mencegah kejadian serupa, dinas kesehatan melakukan fogging di wilayah tersebut.

Namun, untuk fogging tidak dilakukan tepat di rumah atau kawasan rumah tinggal korban.

Melainkan di tiga lokasi berbeda, yakni Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, kemudian di Kelurahan BB Agung, Kecamatan Negara, dan di Kelurahan Satria, Kecamatan Jembrana.

Dalam kegiatan fogging Dinkes Jembrana menerjunkan dua unit mobil fogging.

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana menyatakan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD, maka dari awal pihaknya sudah merapatkan barisan dengan semua jajaran kesehatan.

Pertama, puskesmas harus berkoordinasi dengan pihak desa untuk kembali mengaktifkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk, yang dilakukan setiap hari Jumat di Kabupaten Jembrana.

Pihaknya juga memerintahkan semua petugas kesehatan agar siap siaga ketika nanti masyarakat demam agar melakukan perawatan dan pemeriksaan secara maksimal.

"Jadi fogging fungsinya ialah membunuh nyamuk dewasa. Kami harus selalu setia dari awal melakukan langkah antisipasi. Tiga tempat itu memang dikarenakan ada potensi tempat nyamuk berkembang biak," jelasnya.

Data

Data Tribun Bali, ada sekitar 40 warga terjangkit DBD.

Dari 40 kasus, 22 kasus terjadi pada Januari 2020 dan 18 kasus pada Februari 2020.

Sedangkan sebaran desa yang terpapar kasus DBD, sebanyak 13 kasus dan tertinggi ada di Desa Pengambengan.

Pada Januari 2020 hanya 5 kasus dan meningkat di Februari 2020 menjadi 8 kasus.

Di urutan kedua, Desa Banyubiru juga menjadi desa yang banyak memiliki kasus dengan 9 kasus DBD.

Dimana enam kasus pada Januari dan menurun tiga kasus di bulan Februari.

Sedangkan bulan Januari 2020, selain Pengambengan dan Banyubiru, beberapa desa juga warganya positif DBD, yakni di Desa Dangin Tukadaya ada 1 kasus.

Pada bulan selanjutnya ada Medewi 2 kasus, Tegal Badeng Barat 1 kasus, Mendoyo Dauh Tukad 2 kasus, Penyaringan 1 kasus, Pulukan 1 kasus, Yehembang 2 kasus, dan Pekutatan 1 kasus.

Bulan Februari, DBD menjangkiti warga di beberapa desa lain, yakni Yehembang 2, Melaya 2, Yehembang Kauh 1, Manistutu 1, dan Pulukan 1 kasus DBD.

Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul: 2 Bocah di Jembrana Meninggal Karena DBD

https://regional.kompas.com/read/2020/03/12/19102441/2-bocah-asal-jembrana-bali-meninggal-terserang-dbd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke