Warga minta dievakuasi karena kelompok kriminal bersenjata (KKB) dari berbagai wilayah di pegunungan Papua sudah berada di sekitar kampung, dan menebar teror dengan menembaki pos penjagaan TNI - Polri.
Aksi yang dilakukan KKB ini tentunya membuat warga merasa terancam.
Tak hanya itu, warga juga sudah mulai sulit mendapatkan kebutuhan sembako dan layanan kesehatan.
Keputusan warga ini karena tidak menginginkan peristiwa November 2017 kembali terjadi.
Di mana, saat itu KKB sempat memasuki kampung mereka hingga akses keluar masuk kampung terputus.
"Warga ketakutan karena kehadiran KKSB dari luar Timika masuk ke perkampungan mereka," kata Dandim 1710/ Mimika Letkol Pio L Nainggolan, saat dihubungi, Jumat (6/3/2020).
Evakuasi warga dilakukan oleh anggota TNI - Polri menggunakan bus karyawan PT Freeport Indonesia, ke markas Detasemen Kavaleri (Denkav) Serigala 3 Ceta, di Jalan Agimuga.
Warga yang dievakuasi mayoritas perempuan dan anak-anak.
Tiba di Denkav, mereka diterima TNI - Polri dan Pemkab Mimika. Kesehatan wargapun di periksa. Bagi yang sakit kemudian dirujuk ke rumah sakit.
Sedangkan bagi mereka yang sehat kemudian difasilitasi ke rumah keluarga mereka masing-masing di Timika.
Menurut Pio, kontak senjata antara aparat TNI - Polri masih terjadi. Namun, intensitasnya sudah menurun jauh.
"Kontak senjata masih, tapi intensitas sudah menurun jauh," ujar Pio.
Pio mengakui, ada beberapa perkampungan di Tembagapura tidak bisa dijangkau suplai logistik setelah KKB memutus akses jalan ke perkampungan.
Meski demikian, kata Pio, pihaknya akan mengupayakan bagaimana masyarakat yang masih ada di sana mendapat distribusi sembako dan pelayanan kesehatan.
"Kami akan upayakan distribusi sembako dan pelayanan kesehatan bagi mereka yang bertahan di sana," ujar Pio.
Menurut rencana, masih ada sekitar 400 warga yang akan dievakuasi malam ini.
https://regional.kompas.com/read/2020/03/06/18405141/terancam-dengan-kehadiran-kkb-ratusan-warga-tembagapura-minta-dievakuasi-ke