Salin Artikel

Unggah Foto Padatnya Ranu Mandurao "Feeling Good", Tempuh 4 Jam Perjalanan, Disambut Hujan dan Petir

Kawasan pertambangan sirtu yang ada di Desa Manduro Manggung Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto disebut mirip dengan New Zealand.

Lokasi tersebut kemudian dikunjungi oleh banyak warga yang penasaran. Bahkan keramaian Ranu Manduro sempat viral di media sosial.

Jalan di tengah rumput savana menjadi lautan manusia dengan kendaraan roda duanya.

Salah satu pengunjung yang datang ke Ranu Manduro adalah Rizky Ardhy. Dia mengunggah foto keramaian Ranu Menduro pada Minggu (1/3/2020) di akun Instagramnya.

Dilansir dari Tribunnews.com, Rizky Ardhy asal Karanganyar, Jawa Tengah harus menempuh perjalanan selama 4 jam ke Ranu Manduro di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.

Ia tiba di Ranu Manduro pada Sabu (29/2/2020) sekitar pukul 14.00 WIB.

"Saya sampai sana Sabtu (29/2/2020), sekitar jam 14.00 WIB, di sana lumayan agak ramai," ucap Ardhy, Senin (2/3/2020) dilansir dari Tribunnews.com.

Namun, Ardhy kurang beruntung karena cuaca sedang hujan disertai petir.

Ardhy akhirnya memutuskan bermalam di Sidoarjo, di rumah saudaranya dan kembali pada Minggu (1/3/2020) pagi.

"Saya kembali ke Ranu Manduro Minggu pagi jam 06.00 WIB sudah rame banget," ucapnya.

Keramaian pada hari Minggu tersebut melebihi hari sebelumnya

Dalam perjalanan hunting-nya di Ranu Manduro, Ardhy mengaku membawa perlengkapan lengkap.

"Pake drone, kamera DSLR, pake HP juga," ungkapnya.

"Kondisi jalan yang mau ke lokasi rusak, soalnya bekas untuk tambang pasir," ucapnya.

"Namun karena ramai pengunjung, jadi agak mengurangi estetika," ungkapnya.

Terkait kebersihan, Ardhy menyebut cukup bersih.

Untuk masuk ke lokasi pengunjung menggunakan jalur dua arah sehingga pengunjung yang datang dan pulang berpapasan. Sementara di area dalam, jalur jalan menggunakan sistem satu arah.

"Jalur masuk dan keluar memang beda, tapi untuk masuk di kawasan tetap dua arah, jadi tetap papasan," ucapnya.

Ardhy mengungkapkan, lokasi Ranu Manduro tersebut hanya bisa dinikmati dengan kendaraan roda dua.

"Kalau untuk mobil gak boleh masuk sampai dalam," ucapnya.

"Kalau motor bisa explore sampai dalemnya," imbuhnya.

Untuk masuk are Ranu Manduro, Ardhy mengatakan ada biaya retribusi yang dihitung per kendaraan.

"Hari Sabtu dan Minggu Rp 10 ribu motor, kalau Senin sampai Jumat Rp 5 ribu per motor," ungkapnya.

Sementara bagi masyarakat yang membawa mobil menuju Ranu Manduro, Ardhy menyebut harus menyewa motor atau menggunakan ojek.

"Iya harus pake ojek karena jauh, biayanya denger-denger antara Rp 10-15 ribu," ucapnya.

"Ada papan dilarang masuk kawasan," ungkap Ardhy.

Dilansir Surya.co.id, penutupan kawasan tersebut dilakukan oleh pemilik lahan, PT Wira Bumi. Ranu Manduro bahkan disebut sudah ditutup untuk umum sejak Jumat (28/2/2020) pekan lalu.

Hal itu dibenarkan oleh Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah.

"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat.

Jalur masuk kawasan tersebut pun telah dipasangi papan peringatan.

"Dilarang keras wilayah pertambangan tanpa izin," bunyi pengumuman tersebut.

Penutupan dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Mojokerto meninjau langsung ke lokasi, Kamis (27/2/2020).

Kepala Dipaspora Kabupaten Mojokerto, Amat Susilo menjelaskan bahwa Pemkab Mojokerto bukan yang menutup kawasan Ranu Manduro tersebut.

"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto keliatannya (Penutupan, Red) yang punya lahan," jelasnya.

Ia mengatakan, dari hasil kajian di lapangan pihaknya memastikan bahwa lahan Ranu Manduro ini merupakan milik perusahaan swasta.

"Iya mas itu ternyata lahan milik swasta kalau dijadikan tempat wisata ya terserah saja namun agar segera diurus perizinannya," jelasnya.

Namun hingga Minggu (1/3/2020, Ranu Manduro masih dijejali masyarakat.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Cerita Hunting Foto di Ranu Manduro 'Feeling Good', Rela Bermalam hingga Disambut Hujan dan Petir

https://regional.kompas.com/read/2020/03/03/10200021/unggah-foto-padatnya-ranu-mandurao-feeling-good-tempuh-4-jam-perjalanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke