Salin Artikel

Geramnya Ibu Kandung Tahu Anaknya Dibunuh Ayah, Pelaku Pura-pura Cari Delis

KOMPAS.com - Wati Fatmawati (46), ibu kandung Delis Sulitina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat, yang jasadnya ditemukan di gorong-gorong sekolah tak menyangka pelaku pembunuh anaknya ternyata mantan suaminya Budi Rahmat (45).

Mengetahui itu, ia pun geram kemudian berteriak melontarkan kata-kata ancaman dan meminta kepada penegak hukum untuk menghukum mati mantan suaminya tersebut.

"Kok tega ayahnya bunuh anak sendiri. Jadi si dia pelakunya. Awas kamu ya sudah tega menghabisi anak kesayangan saya. Itu juga anaknya dia, kenapa bisa Ya Allah," teriak Wati saat mendengar kabar pembunuh anaknya oleh mantan suaminya itu di rumahnya, Kamis (27/2/2020) sore.

Diakui Wati, ia tak pernah menaruh curiga sedikit pun kepada mantan suaminya tersebut.

Bahkan selama ini dirinya mengira kalau anaknya adalah korban pembunuhan yang dilakukan oleh orang tak dikenal.

"Tidak ada saya curiga ke dia. Soalnya saya berpikir tidak mungkin dilakukan oleh ayahnya sendiri," katanya.

Bahkan, kata Wati, saat orang lain selama ini menuduh mantan suaminya sebagai pembunuh korban, dirinya selalu membela pelaku.

"Saya itu Pak, selama ini banyak yang bilang orang lain ke saya dibunuhnya oleh ayahnya. Saya bilang bukan dan tak mungkin karena ayahnya sayang ke anaknya. Saya selalu ditipu oleh orang seperti dia," ujarnya.


Sering dibohongi pelaku

Pelaku memang dikenal oleh ibu korban sebagai pembohong besar saat dirinya tiga tahun menjalin rumah tangga sampai akhirnya bercerai.

Orangtua Wati selama itu sangat tak setuju Wati mempertahankan bahtera perkawinanya dengan Budi karena sifatnya selalu berkata-kata bohong.

"Ibu saya Pak yang sudah dari dulu curiga ke mantan suami (pelaku). Orangnya juga paling cuek ke anak-anak kandungnya selama ini dan jarang menafkahi keluarganya," jelasnya.

 

Pelaku pura-pura cari Delis

Diceritakan Wati, saat anaknya dikabarkan hilang, yakni dua hari sebelum ditemukan tewas di gorong-gorong pada Senin (27/1/2020) sore lalu, dia bersama mantan suaminya mencari Delis menggunakan sepeda motor ke rumah keluarganya di Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Saat itu, katanya, pelaku sempat memarahinya dan menanyakan kenapa anaknya bisa hilang seusai pulang sekolah pada Kamis (23/1/2020) sore.

"Dia itu memang dari dulu tukang bohong kerjaannya. Saya tak curiga saat dua hari sebelum ditemukan tewas, dia (pelaku) dengan saya pakai motor berdua mencari Delis. Malahan dia sempat memarahi saya kenapa anak bisa hilang," katanya.

Namun, ia tak dapat berkata apa-apa saat mengetahui kalau mantan suaminya yang telah membunuh anak kandungnya di hari yang sama saat korban tak pulang ke rumah.

"Berarti saat saya bersama dia (pelaku) mencari ke rumah saudara di Indihiang anak saya sudah dibunuh kalau begitu. Dasar tukang bohong dari dulu," ungkapnya.


Kesal diminta uang

Diberitakan sebelumnya, Budi Rahmat (45), tega membunuh anaknya karena kesal dimintai uang Rp 400.000 oleh korban untuk biaya study tour sekolahnya ke Bandung. Budi yang tersulut emosi kemudian mencekik anaknya sampai tewas.

Berdasarkan informasi dari polisi kejadian bermula saat korban mendatangi tempat kerja ayahnya sepulang sekolah memakai angkutan umum, Kamis (23/1/2020) sore.

Setibanya di tempat kerja pelaku yaitu salah satu rumah makan Jalan Laswi Kota Tasikmalaya, korban bertemu dengan ayahnya dan meminta uang, namun uang pemberian pelaku kurang.

"Karena korban merasa pemberian uang ayahnya kurang, korban dibawa ke rumah kosong dan sempat cek cok dengan pelaku," kata Kepala Polres Tasikmalaya Kota AKBP Anom Karibianto saat Konferensi Pers, Kamis (27/2/2020) siang.

"Lokasi rumah kosong itu dekat dengan tempat kerja pelaku sekaligus TKP pembunuhan terjadi," lanjutnya.

 

(Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan Nugraha | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/28/15343821/geramnya-ibu-kandung-tahu-anaknya-dibunuh-ayah-pelaku-pura-pura-cari-delis

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke