Salin Artikel

Sandiwara Ayah Delis, Bilang Ingin Pelaku Ditemukan, Malah Jadi Tersangka

Budi tak hanya tega menghabisi nyawa anaknya, namun ia juga bersandiwara mengenai kematian Delis.

Sandiwara punya penyakit otak

Saat Delis dinyatakan hilang, pihak sekolah sempat mencari Delis ke tempat kerja ayahnya, Budi Rahmat.

Ayah dan ibu Delis diketahui telah berpisah.

Kepada guru SMPN 6 Tasikmalaya, Budi mengaku Delis ada bersamanya.

Namun kemudian Budi sendiri yang membantah pernyataannya pada pihak sekolah.

Ia mengaku memiliki penyakit otak.

Hal tersebut membuatnya menjadi orang yang pelupa, sehingga merasa Delis ada bersamanya saat itu.

"Saya ada sakit di otak, hilang ingatan, karena efek ibu saat mengandung saya terlalu banyak obat," demikian Budi membohongi publik dan polisi.

Ia saat itu berkata, ingin agar pelaku pembunuhan anaknya segera ditangkap.

"Kematian anak saya bisa karena kecelakaan atau dicelakai orang. Mudah-mudahan penyebab kematian anak saya bisa cepat terungkap dan pelaku secepatnya ditangkap polisi," katanya.

Kurang lebih dua minggu setelah pernyataannya tersebut, polisi menangkap Budi dan menetapkannya sebagai tersangka pembunuhan Delis.

Alasannya, Budi kesal karena Delis meminta uang study tour sebesar Rp 400.000 padanya.

"Korban tewas karena dicekik oleh pelaku sekaligus ayah kandungnya sendiri saat mengaku kesal korban meminta uang untuk study tour," kata Anom.

Delis dan ayahnya sempat terlibat cekcok di sebuah rumah kosong dekat tempat kerja Budi.

Budi yang kalap kemudian mencekik Delis hingga tewas.

Ia sempat membiarkan jenazah Delis tergeletak di rumah kosong dan kemudian membawa jenazah dengan motor ke gorong-gorong sekolah korban.

Mayat Delis ditemukan di gorong-gorong tersebut pada Senin (27/1/2020) dengan pakaian seragam pramuka lengkap, beserta tas sekolahnya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Tasikmalaya, Irwan nugraha | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/28/06000021/sandiwara-ayah-delis-bilang-ingin-pelaku-ditemukan-malah-jadi-tersangka

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke