Salin Artikel

Kisah Nenek Miha di Bengkulu, Idap Penyakit Komplikasi hingga Tak Bisa Berobat karena Buruknya Akses Jalan

BENGKULU, KOMPAS.com - Miha (60), seorang nenek menemui ajal akibat sakit komplikasi selama bertahun-tahun dan tidak bisa berobat karena buruknya akses jalan.

Meninggalnya warga Desa Sinar Pagi, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu ini cukup menyentuh hati warga, sebab saat proses evakuasi jenazah menggunakan tandu dari bambu dan menempuh jalan desa yang rusak sepanjang enam kilometer.

Hal tersebut terlihat dari sebuah video yang diunggah mantan Anggota DPRD Seluma, Yos Sudarso pada 14 Februari 2020 di akun Facebook miliknya.

Setelah berjalan enam kilometer, jenazah Miha baru dapat diangkut ambulans untuk diantar ke rumah duka di Kelurahan Puguk, Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Bengkulu.

Yos Sudarso saat ditemui Kompas.com mengisahkan, meninggalnya seorang nenek tersebut memang menyedihkan.

Miha bersama suaminya yang sudah memasuki usia senja, kesehariannya berkebun di Desa Sinar Pagi.

"Kondisi kebunnya jauh dari desa dia tinggal Kelurahan Puguk berjarak sekitar 15 kilometer. Sebulan sekali kedua suami isteri yang sudah renta ini pulang dari kebun ke rumahnya di Kelurahan Puguk, seringnya berjalan kaki karena akses jalan yang buruk," kata dia, Rabu (26/2/2020).

Dia melanjutkan, kedua pasangan suami isteri tersebut menderita sakit komplikasi.

Sementara, jarak puskesmas ke lokasi perkebunan sekitar 15 kilometer menyulitkan keduanya untuk mendapatkan pengobatan.

"Kalau mereka mau berobat yah harus jalan minimal enam kilometer baru ada jalan bagus dilanjutkan naik motor atau mobil," ujarnya.

Selama Miha sakit, suaminya tak dapat menghubungi pihak keluarga di Desa Puguk karena sinyal telepon yang tidak ada.

Sementara, untuk berjalan kaki tidak dimungkinkan dengan kondisi Miha yang sakit-sakitan hingga akhirnya meninggal dunia.

Yos menjelaskan, jalan desa yang buruk tersebut kerap kali menjadi hambatan warga pedalaman Seluma untuk terhubung dengan dunia luar.

Dia sempat mengisahkan selama menjadi anggota DPRD Kabupaten Seluma, telah berulang kali mengusulkan ke pemerintah pusat agar jalan desa yang buruk itu diperbaiki.

Terlebih, terdapat beberapa persoalan seperti jalan desa harus melintasi kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT) Bukit Sanggul, Hutan Lindung Bukit Badas dan pertambangan milik PT Bara Indah Lestari (BIL), menyebabkan pemerintah setempat kesulitan memperbaiki akses jalan desa tersebut.

"Saya bersama pemerintah pernah mengusulkan ke kementerian agar akses jalan dapat diperbaiki pemerintah, begitu juga pada pihak perusahaan pertambangan batu bara. Namun hingga kini usulan tersebut masih diperjuangkan oleh pemerintah," ucapnya.

Dia berharap Pemda Seluma dapat terus memperjuangkan agar kawasan itu mempunyai jalan yang memadai.

Mengingat, kata dia, jalan tersebut menghubungkan enam desa lainnya di sekitar kawasan tersebut dengan jumlah kepala keluarga (KK) mencapai 2.000 KK.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/26/11301761/kisah-nenek-miha-di-bengkulu-idap-penyakit-komplikasi-hingga-tak-bisa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke