Salin Artikel

Iseng Tangkap Ular Piton 4 Meter, Warga Bingung Mau Diapakan

KULON PROGO, KOMPAS.com -Tiga warga iseng  menangkap ular piton ukuran hampir 4 meter di area persawahan Kalurahan Garongan, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulon Progo,  Daerah Istimewa Yogyakarta.

Piton yang diyakini sebagai jenis sanca kembang ini punya bobot lebih dari 16 kilogram.

Tubuhnya besar, bahkan dua telapak tangan orang dewasa tidak cukup besar memegang bagian tengah badan ular ini.

Beberapa warga sengaja menangkap ular sepulang dari memancing ikan pada sebuah saluran irigasi sawah di Pelemsewu pukul 21.00 WIB.

Ular langsung dimasukkan dalam kerangkeng besi di rumah Ari Winarso (40), warga Garongan.

Dan setelah semalam menginap, warga bingung ular mau diapakan.

"Sekarang bingung mau diapakan. Dilepas pasti membahayakan orang. Dilepas di sawah, pasti orang takut ke sawah. Sekarang mencari orang yang mau beli, juga belum ada," kata Ari di rumahnya, Minggu (23/2/2020).

Ari menceritakan, kegiatan memancing menjadi awal penemuan ular. Heince (45) dan anaknya pergi memancing dengan cara memanah.

Heince kerabat dekat dari Ari. Mereka biasa mancing di saluran irigasi sawah yang tidak jauh dari rumah, Sabtu (22/2/2020) malam.

Lokasinya sekitar sawah dan kebun tebu. Memancing malam itu tidak membuahkan hasil banyak.

"Cuma dapat 2 ikan kecil segini-segini. Kakak saya dengan anaknya.  Menangkap ikan dengan cara memanah," kata Ari sambil mengacungkan keempat jari ketika menceritakan ukuran ikan.

Keduanya pulang tanpa hasil berlimpah. Namun di jalan, keduanya bertemu ular weling atau belang hitam putih menggantung di pohon.

Ari menceritakan, berdasar mitos Jawa, orang harus kembali bila mendapati ular weling seperti ini.

Heince dan anaknya berbalik arah untuk pulang. Dalam perjalanan pulang itu, mereka melihat ular besar pada tanggul saluran irigasi. Terdapat semacam lubang di mana ular besar itu tengah melingkar.

Niat iseng muncul untuk menangkapnya.

Ari mengungkapkan, awalnya kakaknya berniat menangkap untuk kemudian menjual ular itu.

Ia pun menelepon Saikul dan Susatno, temannya. "Berani tangkap ular tidak?" cerita Ari.

Malam itu, ketiganya berhasil menangkap piton itu.

Heince memegang ekor, Susanto memegang badannya yang tak cukup dengan kedua telapak tangannya.

Saikul memegang kepala. Ular itu kuat.

Diceritakan, Heince merasa ekornya saja serasa bisa menghempaskannya.

Ular kemudian dibawa pulang. Kebetulan, rumah Ari ada kandang besi ukuran panjang 1,5 meter dan lebar 0,5 meter.

"Kandang itu sengaja dibikin dulu untuk menempatkan biawak maupun ular yang didapat," kata Ari.

Mereka menempatkan ular di sana.

"Dulu pernah dapat ular seperti ini. Lebih kecil dari sekarang. Cuma mati karena luka pada mukanya karena terus membentur-bentur. Mungkin infeksi," kenang Ari.

Setelah ular menginap semalam di situ, kini mereka bingung ular mau diapakan. Pakan ular sejenis sanca diyakini sangat mahal dan berbiaya tinggi.

Mereka tidak berani melepaskannya ke sawah lantaran takut diprotes warga.

Mereka juga belum mendapat pembeli ular sampai sekarang.

Mereka berharap, ada spesialis yang khusus bersedia menangani ular tersebut, diganti atau tidak diganti dengan uang.

"Belum tahu mau digimanakan. Masih dibicarakan dengan mereka yang menangkap ular," kata Ari.

Sementara ini, warga sekitar silih ganti berdatangan dengan tujuan menonton ular tangkapan itu. Kebanyakan anak-anak yang penasaran.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/24/05230241/iseng-tangkap-ular-piton-4-meter-warga-bingung-mau-diapakan

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke