Salin Artikel

Curi Uang Rp 11 Juta, ART Rekayasa Perampokan dan Penyekapan Bayi 10 Bulan

Etty pertama kali ditemukan oleh majikannya yang baru pulang dari pasar. Sementara bayi 10 yang diasuh Etty menangis di lantai.

Kepada Kompas.com, Etty sempat bercerita bahwa dua perampok masuk ke toko saat ia sedang sarapan.

Satu satu pelaku membawa pisau dan mengancam akan membunuh Etty. Kedua perampok itu kemudian mengikat tangan dan kaki Etty dengan lakban. Selain itu mata dan mulut Etty juga ditutup lakban.

Sementara bayi 10 bulan anak majikannya dibiarkan menangis di lantai.

"Saat saya mau sarapan, dia dua orang muncul dari belakang mungkin dari dari lantai atas memain-mainkan pisau, terus dia berkata jangan teriak (atau) saya bunuh," kata Etty.

"Mereka juga mengikat tangan dan kaki saya dengan lakban, pemilik saat itu sedang keluar membeli susu tinggal saya dengan anak bayinya."

"Saat tangan dan kaki saya diikat bayinya terus menangis dan minta gendong, tapi saya hanya bisa menangis tidak bisa menggendongnya karena tangan saya diikat," kata Etty.

Etty bercerita ia disekap sekitar satu jam dan dibebaskan oleh majikannya yang pulang dari pasar.

Saat dicek, perampok yang diceritakan Etty ternyata kabur membawa uang Rp 11 juta.

Wakapolres Prabumulih Kompol Agung Adhitya mengatakan kejanggalan yang ada antara lain tidak ada sidik jari pelaku perampokan di titik pelaku masuk dan mengancam Etty dengan pisau.

Padahal Etty mengatakan perampok berjumlah dua orang.

“Diketahuinya (bahwa itu rekayasa) berdasarkan hasil olah TKP dimana tidak ditemukan sidik jari baik di pintu maupun di jendela, ini kan mencurigakan, sementara dari laporan korban pelaku perampokan tersebut lantai dua langsung turun ke bawah dan menodongkan pisau,” kata Agung, Jumat (21/2/2020).

Kejanggalan lain adalah lokasi perampokan berada di tepi jalan yang ramai dan padat pemukiman. Sehingga jika ada perampokan maka akan mudah diketahui oleh masyarakat.

“Ini saja sudah membuat kita curiga karena di daerah padat karya yang sangat padat bisa ada perampokan dengan masuk ke lantai dua sambil menodongkan pisau tapi tidak diketahui orang,” tambah Agung.

Ia kemudian membuat skenario perampokan dengan mengikat tangan dan kakinya sendiri dengan lakban. Ia juga menutup mata dan mulutnya agar majikan yakin telah terjadi perampokan di rumahnya.

Etty menolak saat disebut telah merencanakan pencurian itu sejak lama. Ia mengaku mengambil uang secara spontan setelah melihat ada uang di laci toko majikannya.

Uang yang dia ambil rencananya akan digunakan untuk membayar utang dan membeli kebutuhan sekolah anaknya.

“Saya khilaf saat membuka laci dan melihat ada uang, sebelumnya tidak ada rencana sama sekali, uang itu lalu saya simpan di celana dalam saya, uang itu rencananya untuk kebutuhan keluarga dan sekolah anak saya juga untuk membayar hutang,” kata Etty.

Etty sendiri mengaku menyesal atas perbuatannya tersebut.

“Saya menyesal pak,” kata Etty sambil menangis.

Atas perbuatannya Etty terancam pasal 363 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Amriza Nursatria | Editor: Aprillia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/18010001/curi-uang-rp-11-juta-art-rekayasa-perampokan-dan-penyekapan-bayi-10-bulan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke