Salin Artikel

Jatuh Cinta pada Cokelat, Priscilla Jual Cokelat Rasa Rendang, Kopi, dan Kelapa

Gerai tersebut dibuka pertama kali dibuka pada Jumat, 8 November 2011.

Di gerai rumah coklatnya, Priscilla menjual coklat rasa rendang yang dipilih menjadi menu utama. Rasa rendang dipilih karena rendang merupakan makanan khas Sumatera Barat yang sudah mendunia.

“Selain rasa rendang, saya juga punya cokelat rasa kelapa dan kopi yang begitu terkenal dari Sumatera Barat, peminat kopi dan kelapa kan banyak, jadi saya yakin produk lokal juga bisa mendunia,” ujar Priscilla dilansir dari Antara.

Cokelat yang dibuat Priscilla berasal dari biji cokelat yang ditanam di Sumatera. Kualitas cokelat yang dijualnya juga sama dengan olahan luar negeri.

"Saya sudah pelajari dan membeli mesin yang sama dengan pengolah cokelat luar negeri sehingga kualitasnya sama," jelas Priscilla.

Harga yang dipatok cukup murah, yaitu hanya Rp 40.000 per kemasan berat 70 gram dengan jenis dark cokelat 69 dan 54 persen cokelat serta milk 48 persen cokelat.

Di gerai tersebut juga ada ruangan yang ia sebut sebagai museum cokelat yang berisi berbagai macam literasi terkait cokelat yang dikumpulkan oleh Priscilla.

"Di museum itu berisikan berbagai macam literasi yang saya kumpulkan seperti sejarah cokelat, jenisnya, teknik menanam dan mengolah cokelat," jelas Priscilla.

Selama di Paris, Priscilla mempelajari cokelat mulai dari sejarah, jenis hingga cara menanam dan mengolahnya.

Saat itu ia mulai berpikir untuk mendirikan pabrik cokelat.

Ide tersebut diwujudkannya dengan pohon coklat di lahan seluas 7 hektare di Sumatera. Ia kemudian membuka pabrik cokelat di Padang dengan modal pinjaman dari orangtuanya.

Priscilla mengatakan modal yang dibutuhkan mencapai ratusan juta rupiah.

"Bingung juga awalnya. Dari mana dapat modal. Setelah saya ceritakan keinginan saya, akhirnya orangtua mendukung," jelas Priscilla kepada Kompas.com, Kamis (20/2/2020) di Padang.

Pada November 2019, Priscilla berhasil membeli mesin pengolah cokelat dengan kapasitas 100 kilogram per hari. Ia pun mulai mengolah cokelat dan menjual di gerainya.

Hal tersebut terjadi karena harga mesin pengolahan cukup mahal sehingga sulit mendirikan pabarik cokelat.

Karena itu petani memilih mengekspor biji cokelat Indonesia dari pada diolah sendiri di dalam negeri.

Priscilla mengaku saat ini masih sering mengunjungi kebun cokelat miliknya untuk memantau agar tidak kotor dan diserang hama.

"Saat ini ada 7 hektare lahan yang ditanam cokelat. Saat senggang, saya datang ke kebun untuk melihat dan merawatnya," jelas Priscilla.

"Harus disayangi dan dirawat. Jangan sampai kena hama. Kalau sudah kena maka harus segera dipotong agar tidak pindah ke tempat lain," kata Priscilla.

Perempuan berusia 28 tahun itu memiliki cita-cita Indonesia menjadi produsen hasil olahan cokelat.

Apalagi Indonesia merupakan penghasil biji cokelat di dunia sehingga bahan baku sudah tersedia.

"Kalau pengolahan cokelat sudah menjamur di Indonesia, saya yakin biji cokelat Indonesia tidak lagi diekspor tapi sudah diolah di dalam negeri. Ini harapan saya," kata Priscilla.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Perdana Putra | Editor: Farid Assifa)

https://regional.kompas.com/read/2020/02/21/16360061/jatuh-cinta-pada-cokelat-priscilla-jual-cokelat-rasa-rendang-kopi-dan-kelapa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke