Salin Artikel

Perusakan Diskotek Pentagon, Diawali Pengeroyokan hingga Tabur Bunga Berujung Ricuh

Kapolsek Tegalsari Kompol Rendy Surya Adhitama mengatakan, pemicu pengeroyokan terjadi karena para pengunjung mabuk dan tak bisa mengontrol emosi.

"Pemicu pengeroyokan itu mabuk dan akhirnya terjadi gesekan antara pengunjung," kata Rendy, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/2/2020).

Insiden pengeroyokan itu menyebabkan salah satu pemuda Maluku, Glenn Putiray tewas karena luka parah di bagian kepala.

Glenn sempat dilarikan ke Rumah Sakit Islam (RSI) Jemursari, Surabaya, untuk mendapatkan perawatan.

Tapi, nyawa Glenn tak tertolong dan meninggal pada Minggu (9/2/2020).

Mengetahui hal itu, massa Maluku Satu Rasa (M1R) sempat mendatangi Mapolrestabes Surabaya pada Senin (10/2/2020).

Mereka mendesak polisi menangkap pelaku pengeroyokan yang menewaskan salah satu anggota mereka.

Pada Selasa (11/2/2020) sekitar pukul 14.30 WIB, puluhan massa M1R melakukan arak-arakan menuju Diskotek Pentagon sembari membawa jenazah Glenn.

Sesampainya di Diskotek Pentagon, massa M1R melakukan prosesi tabur bunga untuk mengenang kepergian Glenn Putiray.

Prosesi tabur bunga yang awalnya berjalan damai tiba-tiba berubah ricuh. Bangunan dan fasilitas gedung pun dirusak, kaca pecah, dan pagar roboh.

Rendy menjelaskan, aksi damai dan tabur bunga itu bukan upaya penyerangan atau balas dendam.

Pasalnya, pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal terjadi antara sesama pengunjung, bukan dengan pihak pengelola Pentagon.

Menurut Rendy, aksi damai dan tabur bunga yang berujung perusakan gedung dan fasilitas diskotek diduga terjadi karena ada beberapa oknum massa yang tak bisa menahan emosinya.

Massa dari M1R itu mengira almarhum Glenn Putiray dikeroyok atau bahkan meninggal di dalam Diskotek Pentagon.

Rendy memastikan, pengeroyokan terhadap korban tewas itu terjadi di luar diskotek.

"Jadi ada yang tidak bisa menahan emosi atau mungkin terbawa emosi ya. Padahal, (pengeroyokan yang membuat) almarhum meninggal ini di luar Pentagon," ungkap dia.

Aksi perusakan itu berlangsung sekitar 15 menit. Massa M1R kemudian bergeser ke pemakaman di Kembang Kuning, Surabaya.

Manajemen Diskotek Pentagon, kata Rendy, belum membuat laporan polisi. Polisi belum bisa mengusut kasus perusakan tersebut tanpa adanya laporan.

Sebab, kasus perusakan diskotek ini sifatnya delik aduan.

"Karena belum ada laporan dari Pentagon, kita tidak bisa (mengusut). Karena polisi bekerja berdasar laporan kan, kalau belum ada kita enggak bisa ngapa-ngapain," ujar Rendy.

Saat ini, polisi masih mengusut kasus pengeroyokan yang berujung tewasnya Glenn. Polisi sedang menyelidiki kasus itu.

Rendy menyatakan, kasus pengeroyokan terhadap empat pemuda Maluku itu ditangani tim gabungan dari Polsek Tegalsari dan Polrestabes Surabaya.

Ia pun berjanji akan mengusut tuntas kasus tersebut.

"Kasusnya masih dalam lidik (penyelidikan). Yang pasti kami tetap usut kasusnya," kata Rendy.

Namun, Rendy belum bisa menjelaskan perkembangan kasus tersebut.

"Kami belum bisa sampaikan (perkembangan kasusnya). Nanti bisa ditanyakan ke Kasatreskrim (Polrestabes Surabaya)," lanjut Rendy.

Hingga Rabu (12/2/2020) malam, tak ada aktivitas terlihat di Diskotek Pentagon. Klub malam itu terlihat dijaga ketat puluhan anggota organisasi kemasyarakat (ormas) Pemuda Pancasila. Bangunan diskotek juga diberi garis polisi.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/13/08003181/perusakan-diskotek-pentagon-diawali-pengeroyokan-hingga-tabur-bunga-berujung

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke