Salin Artikel

Siswi SMP yang Tewas di Tasikmalaya Bukan Korban Bullying, Sebutan Bau Lontong Hanya Nama Samaran

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya membantah Delis Sulistina (13), siswi SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya merupakan korban bullying.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi mengatakan, berdasarkan keterangan pihak sekolah sebutan bau lontong hanya candaan yang dilontarkan temannya ke korban.

"Kalau Delis dikatakan korban bullying itu tidak ya. Sesuai keterangan pihak sekolah oleh guru dan kepala sekolahnya mengatakan panggilan itu (bau lontong) ke korban hanya nama lain (alias atau nama samaran) selama ini. Soalnya ibunya menjual lontong," jelas Kepala Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya Budiaman Sanusi kepada wartawan di kantornya, Selasa (4/2/2020).

Dia mengaku, pihaknya telah mengawasi proses belajar mengajar di setiap sekolah.

Sehingga, kejadian bullying tidak pernah terjadi di Tasikmalaya.

Selain itu, para tenaga pengajar juga diharuskan untuk mengetahui kondisi muridnya selama di sekolah.

"Jadi guru harus tahu keadaan murid, apa ada perubahan atau tingkah lakunya selama ini di sekolah. Jadi bukan hanya tugas mengajar saja," kata dia.

Budiaman meminta kepada seluruh orangtua siswa SMPN 6 Tasikmalaya untuk tidak resah dengan kejadian tersebut.

"Saya minta kepada orangtua siswa untuk tak resah dan gundah atas kejadian ini. Kami sudah sampaikan ke seluruh sekolah dasar dan menangah pertama di Kota Tasikmalaya, kalau hujan saat bubar sekolah murid-muridnya diawasi apakah sudah pulang ke rumah atau belum," pungkasnya.

Diketahu, Delis Sulistina (13) siswi kelas VII D SMPN 6 Tasikmalaya yang tewas di gorong-gorong sekolahnya diduga sebagai korban bullying.

Korban pernah mengaku kepada keluarganya sering diejek "bau lontong" oleh teman-temannya di sekolahnya, lantaran sang ibu berprofesi sebagai pedagang lontong.

Hal itu diungkapkan soleh kerabat korban Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.

Menurutnya, korban dikenal sebagai anak yang senang di rumah dan jarang main sampai sore apalagi sampai tak pulang.

Berdasarkan keterangan ibunya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sebelum diketahui menghilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," jelas Ade.

https://regional.kompas.com/read/2020/02/04/15361251/siswi-smp-yang-tewas-di-tasikmalaya-bukan-korban-bullying-sebutan-bau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke