Salin Artikel

Mengungkap Misteri Kematian Siswi Berseragam Pramuka yang Ditemukan Tewas di Gorong-gorong SMP Tasikmalaya

KOMPAS.com - Mayat seorang siswi SMP berseragam pramuka ditemukan di saluran drainase depan gerbang SMPN 6 Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (27/1/2020).

Adanya penemuan mayat tersebut langsung membuat heboh warga Cilembang Kecamatan Cihideung Kota Tasikmalaya.

Mayat tersebut diketahui bernama Delis Sulistina, yang merupakan siswi kelas VII D di SMP tersebut.

Awal penemuan mayat itu sendiri berawal saat hujan dan air meluap ke jalan sehingga membuat warga curiga ada sampah yang menyumbat di drainase itu.

Saat ini polisi masih menyelidiki kasus penemuan siswi yang ditemukan tewas di gorong-gorong di depan sekolahnya.

Berikut ini fakta selengkapnya yang Kompas.com rangkum:

Mayat Delis ditemukan berawal dari kecurigaan warga yang menduga adanya sampah di drainase itu, karena saat hujan air meluap ke jalan.

Nining (48), salah seorang warga setempat yang rumahnya berhadapan dengan SMPN 6 Tasikmalaya, mengungkapkan mangatakan, awalnya setiap hujan gorong-gorong di depan rumahnya airnya selalu meluap ke jalan.

"Tak biasanya kalau hujan juga biasanya gorong-gorong ini lancar," kata Nining di lokasi kejadian, Senin sore.

Untuk mengetahui penyebab air tersebut meluap, warga pun mengecek drainase itu. Dan benar saja, saat dicek ditemukan ada orang di dalamnya.

"Saat dicek hanya terlihat itu awalnya kerudungnya. Kami kaget ada kayak mayat, langsung lapor polisi," jelasnya.

Hal sama dikatakan warga setempat bernama Jajang (56), ia menduga jenazah tersebut telah beberapa hari tersembunyi di saluran drainase tersebut.

Soalnya, saat kali pertama diketahui warga, bau-nya telah menyengat seperti bau bangkai tikus dan tercium sampai ke pemukiman warga di depan sekitar drainase tersebut.

Setelah meyakini bahwa benda yang menghambat saluran drainase itu sesosok mayat, warga pun langsung melaporkan kejadian ini ke kepolisian.

"Sempat dicek oleh warga karena di gorong-gorong itu menyengat bau bangkai. Saat mencoba dicek benda apa yang mampet di gorong-gorong, ternyata manusia," ungkapnya.

 

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya Kota AKP Dadang Sudiantoro mengatakan, mayat perempuan tersebut ditemukan pertama kali oleh satpam sekolah, Senin.

"Kali pertama ditemukan kaki korban setelah dilakukan galian tembok beton drainase untuk memastikan ada mayat. Sekarang kita masih mengumpulkan keterangan dan hasil otopsi jenazah," ujarnya.

Dari hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), petugas menemukan tas korban berwarna pink yang berisi buku pelajaran dan identitas korban.

"Sesuai laporan orangtua ke Polsek Mangkubumi, korban sudah beberapa hari hilang di rumahnya dan melaporkan hilang seusai pulang sekolah, berinisial DS," ujarnya.

Guna kepetingan penyelidikan, mayat siswi kelas VII D tersebut dibawa ke rumah sakit untuk dilakukan visum.

Dari hasil visum yang dilakukan dokter terhadap jasad Delis, di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Senin sore, ditemukan sejumlah luka di tubuh korban.

"Dari hasil pemeriksaan luar pada tubuh korban oleh dr Dippos, telinga kiri korban mengeluarkan darah, lengan kanan korban terdapat bekas ikatan, kepala kiri korban lebam, lidah posisi tergigit, dan tangan kiri ada lebam," kata Kasat Reskirm AKP Dadang Soediantoro, dikutip dari TribunJabar.id.

Dadang mengatakan, hasil visum belum bisa menyimpulkan penyebab kematian korban. Apakah korban dibunuh, atau terkena musibah belum bisa dipastikan.

Untuk memastikan penyebab kematian tersebut, sambungnya, pihaknya akan mendatangkan dokter forensik untuk melakukan otopsi terhadap tubuh korban, Selasa (28/1/2020).

"Kami masih terus melakukan penyelidikan," katanya ditemui setelah visum.

4. Sering di Bully teman sekolah

Mayat siswi berseragam pramuka yang ditemukan di gorong-gorong di depan gerbang sekolah mengaku sering di-bully dengan sebutan bau lontong oleh temannya di sekolah.

Hal itu diungkapkan salah seorang kerabatnya, Ade Munir (56), saat mendampingi ibu kandung korban di rumah sakit.

Dia menuturkan, berdasarkan keterangan ibundanya, korban terlihat murung dan senang berdiam diri sepekan sebelum diketahui hilang.

"Kata ibu korban, korban sering di-bully di sekolah. Dikatai bau lontong karena ibunya berdagang lontong," ujar Ade.

Wakil Kepala SMPN 6 Tasikmalaya, Saefulloh mengaku selama ini rekaman kamera pengawas (CCTV) sekolahnya saat diperiksa Senin kemarin diketahui telah terhapus.

Namun, sebelum rekaman itu terhapus, pihak sekolah pernah memeriksa rekaman kamera pada Sabtu (25/1/2020), dan tak menemukan korban di sekitar sekolah.

"Hari Sabtu pernah kita melihat rekaman, tapi korban tidak ada di rekaman CCTV. Tapi saat kita akan periksa lagi hari Senin kemarin, rekamannya sudah terhapus. Itu pun kita sudah panggil teknisi pemasang CCTV-nya untuk memeriksa, tapi katanya memorinya penuh jadi terhapus otomatis," jelas Saefulloh saat dimintai keterangan wartawan, Selasa pagi.

Pihak sekolah pun membenarkan bahwa sebelumnya ada laporan dari orangtua bahwa korban tak pulang ke rumahnya.

Pihaknya langsung mencoba untuk mencari tahu keberadaan korban pada Jumat (24/1/2020) sore ke rumah ayahnya yang selama ini telah berpisah dengan ibu kandungnya.

"Saat menanyakan ke ayahnya saat Jumat, ayahnya bilang anaknya sudah ada di rumahnya. Jadi, kami pun pihak sekolah sudah tenang waktu itu karena menganggap anak itu sudah sama ayahnya," ungkap Saefulloh.

 

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Tasikmalaya, Editor: Aprilia Ika, Farid Assifa, Dony Aprian, Candra Setia Budi)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/29/13293441/mengungkap-misteri-kematian-siswi-berseragam-pramuka-yang-ditemukan-tewas-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke