Salin Artikel

Sungai Parat Semarang Tercemar Limbah Babi, Peternak Akui Ada Kebocoran

Selain itu, penampungan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) mengalami kebocoran.

Ketua paguyuban peternak babi Kecamatan Getasan, Haryanto mengatakan, dirinya sudah mengimbau anggota agar memerhatikan pengolahan limbah.

"Tapi memang ada sebagian limbah dari peternak yang masuk ke sungai. Mungkin karena ada kebocoran, tapi itu tidak disengaja," jelasnya saat sidak Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Jumat (24/1/2020).

Haryanto mengatakan, di peternakan yang dikelolanya, limbah dialirkan ke lahan warga untuk pupuk rumput pakan ternak.

Pengelolaan limbah

Selain itu, setidaknya setiap hari ada empat mobil yang mengambil limbah untuk pupuk bibit bunga dan sayuran. 

"Tentu limbah tidak boleh dibuang sembarangan. Apalagi di tempat saya dekat dengan Gua Maria dan perkantoran muspika, mulai dari koramil, polsek, dan sekolah," ungkapnya.

Agar bermanfaat, pengelolaan limbah bahkan dikerjasamakan dengan perangkat dusun.

Haryanto mengungkapkan saat ini ada 17 peternak babi dengan minimal populasi 1.000 ekor.

Sementara untuk peternakan rakyat, ada 30 orang.


Ancam peternakan ditutup

Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Semarang, Wisnu Wahyudi mengungkapkan harusnya limbah peternakan babi diolah lebih dulu dan jika ada bangkai, harus dibakar dan dikubur.

"Ini tidak boleh sembarangan, apalagi dari hasil sidak diketahui ada peternakan yang izinnya habis sejak 2016," kata Wisnu.

"Dan jika perizinan ini tidak diurus, maka peternakannya bisa ditutup," paparnya.

Dia juga mengimbau agar ketua paguyubam proaktif dalam berkomunikasi dengan anggotanya.

"Ketua paguyuban harus mengumpulkan anggotanya," kata Wisnu. 

"Infokan dan segera tertibkan anggota, jika tidak ada izin harus diurus. Apalagi persoalan limbah ini sudah meresahkan masyarakat," lanjut Wisnu.


Telusuri IPAL dan perizinan peternak

Yudinita Artsiani, Kepala Bidang Pengelolaan Kerusakan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Semarang mengungkapkan, menyampaikan sidak ini bertujuan untuk mengetahui perizinan peternakan babi.

"Termasuk juga kajian dari limbah babi yang diduga masuk ke sungai," ungkapnya.

Dia menyatakan tidak bisa mengecek jumlah populasi di tiap peternakan.

"Tapi hal ini kan berhubungan dengan IPAL, katakan populasi 1.500 babi, kapasitas IPAL harus yang sesuai," katanya. 

"Kalau lebih, tentu kapasitas IPAL juga harus diperbesar," paparnya.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/25/07341171/sungai-parat-semarang-tercemar-limbah-babi-peternak-akui-ada-kebocoran

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke