Salin Artikel

Ketika Seorang Pemuda Bawa Ibunya ke Kantor Bupati Aceh Tamiang Minta Pekerjaan

Pasalnya, pria itu bersama ibu dan neneknya nekat masuk ke ruang kerja bupati setelah sebelumnya meminta izin pada satuan pengamanan kantor itu.

“Saya dilaporkan sama sekuriti, bahwa ada enam warga datang mau ketemu bupati. Saya bilang, apa perlunya? Mau cari kerja, jawab sekuriti, maka saya persilakan masuk,” sebut Mursil dihubungi Kompas.com, Rabu (23/1/2020).

Dia pun tertawa saat menerima Jalalul berserta ibu dan neneknya.

Dari enam orang yang datang, hanya tiga orang yang masuk ke ruang kerja bupati.

Tiga lainnya yang juga saudara dari Jalalul memilih menunggu di ruang tunggu.

“Saya dengarkan, anak ini mau bekerja. Minta jadi honorer. Saya sebutkan, gaji honorer itu kecil sekitar Rp 817.000 per bulan. Itu pun sudah penuh di Aceh Tamiang. Jadi, saya panggil kepala dinas tenaga kerja ke ruangan, untuk mengenalkan Jalalul ke kepala dinas,” sebutnya.

Kepala dinas itu, sambung Mursil, sudah diinstruksikan untuk memasukkan Jalalul ke program Skill Development Center Aceh Tamiang.

Pusat peningkatan keterampilan pemuda itu dibuka untuk melatih kemampuan Jalalul berwirausaha.

“Pak M Zein, kepala Dinas Tenaga Kerja saya instruksikan mendampingi Jalalul. Memasukannya ke program pelatihan sampai mahir, misalnya dia mau mengelas, maka dilatih mengelas, nanti setelah program itu selesai, dia sudah ahli, kita berikan alat kerja, agar bisa membuka usaha,” katanya.

Program itu sudah dilaksanakan tahun ini.

“Saya tegaskan Pak M Zein kawal ini anak. Sampai dia mahir dan berwirausaha. Saya tegaskan juga ke Jalalul dan keluarganya agar serius ikut program ini, agar berhasil memiliki usaha sendiri dan ekonominya mapan,” sebut Mursil.

Selama ini, Jalalul bekerja serabutan. Dia memegang ijazah paket C (persamaan SMA) tahun 2015. Dia berharap bisa bekerja sebagai honorer di kantor pemerintah.

Setelah mendengar penjelasan Mursil, Jalalul, ibunya Nurliya dan neneknya pun pulang.

Bupati Mursil kemudian memberikan uang saku untuk makan siang dan ongkos pulang ke kampung halamannya.

Dia menyebutkan, sebelum Jalalul, juga ada seorang ibu yang menemuinya meminta anaknya untuk bekerja.

Anak itu, sambung Mursil, lulusan sarjana dari Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

“Jadi saya dorong agar pemuda ini jangan mau jadi honorer. Saya minta mereka jadi pengusaha. Saya bantu kemampuan skill dan peralatannya. Fokus kita ke sana untuk meningkatkan kompetensi pemuda dan pada akhirnya ekonomi mereka mapan,” pungkasnya.

Cerita tentang Jalalul mendatangi kantor bupati bersama ibu dan neneknya meminta kerja ke Bupati Mursil menjadi perbincangan hangat di media sosial. Kejadian ini terus menjadi pembicaraan di Aceh. 

“Saya coba bantu sebisa saya. Saya juga mudah ditemui oleh warga,” pungkas Mursil.

https://regional.kompas.com/read/2020/01/23/16164111/ketika-seorang-pemuda-bawa-ibunya-ke-kantor-bupati-aceh-tamiang-minta

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke