Pemilik rumah mengaku, rumah tersebut tidak pernah ditempati sejak dibeli pada tahun 2014. Kerangka yang diduga adalah laki-laki itu kali pertama ditemukan oleh Suherman saat diminta pemilik rumah membersihkan tempat tersebut.
Selain penemuan kerangka duduk di sofa, Kompas.com merangkum sejumlah penemuan kerangka yang menghebohkan warga:
Rasman (63), warga Grumbul Karanggandul, Desa Pasinggangan, Banyumas, Jawa Tengah tak menyangka akan menemukan kerangka manusia saat hendak mencangkul di kebun, Kamis (22/8/2019).
Waktu itu, ia mencangkul di kebun rumah Misem, warga setempat.
Bukan hanya satu kerangka, Rasman menemukan empat kerangka manusia.
Akhirnya terungkap bahwa empat kerangka tersebut adalah tiga anak dan satu cucu pemilik kebun, Misem yang empat hingga lima tahun menghilang.
Ketiga anak Misem adalah Supratno (51), Sugiono (46) dan Heri Sutiawan (41). Sedangkan kerangka perempuan adalah anak Ratno yakni Vivin Dwi Loveana (22).
Berdasarkan hasil forensik, tim dokter RSUD Margono, Soekarjo, Purwokerto menemukan bekas luka akibat pukulan benda tumpul, hingga tengkoraknya retak.
Ditemukan pula tali yang mengikat di salah satu tulang leher. Berangkat dari temuan itu, mereka berempat diduga dibunuh.
Polisi mengungkap keempat orang tersebut dibunuh oleh anak kedua Misem bernama Saminah. Dalam menjalankan aksinya, Saminah dibantu tiga orang anaknya yakni Sania (37), Irvan Firmansyah (32) dan Achmad Saputra (27).
Para tersangka mengaku menghabisi nyawa keempat orang tersebut pada 9 Oktober 2014.
Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengatakan, kasus pembunuhan dilatarbelakangi perebutan harta orangtua mereka yakni Misem.
Saminah serin terlibat cekcok dengan kakak dan adiknya mengenai harta Misem.
"Beberapa tahun terakhir mereka selalu cekcok terkait dengan penggunaan harta yang merupakan harta milik orangtuanya, Misem," kata Bambang.
Sebelum dikubur, mereka dibunuh dengan cara dipukul oleh anak Saminah yang bernama Irvan menggunakan besi ungkitan dongkrak dan tabung gas elpiji 3 kilogram.
Maret 2019 lalu, seorang ayah bernama Surono (51) dibunuh oleh anak lelakinya Bahar (27) dan istrinya Busani (47).
Bahar memukul ayahnya dengan linggis hingga meninggal, sedangkan Busani membantu mematikan lampu rumah.
Tak berhenti sampai di situ, mereka kemudian mengecor jasad Surono di bawah mushala rumahnya di Desa Sumbersalak, Kecamatan Ledokombo, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Warga sekitar hanya mengetahui Surono menghilang selama tujuh bulan.
Surono yang telah menjadi kerangka ditemukan sekitar bulan Oktober 2019 oleh polisi di bawah mushala rumah.
Bahar dan Busani bersandiwara agar bukan mereka yang dicurigai membunuh Surono.
Bahar mengarang cerita, ibunya mengatakan ayahnya telah dibunuh oleh seseorang berinisial J dan mayatnya dicor di dalam rumah. Bahar juga berpura-pura mencari keberadaan ayahnya.
Namun, polisi akhirnya menguak kasus ini. Keduanya ditetapkan sebagai tersangka.
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengemukakan, ibu dan anak itu menghabisi nyawa Surono lantaran persoalan ekonomi dan dilatarbelakangi masalah asmara.
"Motif pembunuhan itu karena ekonomi, juga ada dendam yang dilatarbelakangi asmara," ujarnya
Keduanya membunuh korban lantaran mendapatkan pembagian yang sedikit. Padahal mereka mengaku, penghasilan Surono sebagai petani kopi mencapai Rp 100 juta dari hasil panen kopi setahun sekali.
Busani menduga, uang Surono diberikan pada perempuan lain. Ia menceritakan hal itu pada anaknya Bahar hingga putranya berniat membunuh sang ayah.
Setelah Surono tewas, Bahar mengambil uang ayahnya sebesar Rp 6 juta dan menjual sepeda motor ayahnya seharga Rp 19 juta.
Sementara istri korban, Busani menikah siri dengan pacarnya dua bulan setelah membunuh suaminya.
Kerangka seorang perempuan ditemukan di septic tank pekarangan milik warga Bantul bernama Maluyo.
Polisi mengungkap, kerangka itu adalah Ayu Selisa, menantu keluarga Maluyo yang telah menghilang selama 10 tahun.
Hal itu diperkuat dengan penemuan bordir pakaian dan gelang. Keluarga Ayu yakin, kerangka tersebut adalah Ayu Selisa.
Kuat dugaan, Ayu Selisa dibunuh oleh suaminya yang bernama Edi. Sebab saudara kembar dan ibu Ayu Selisa menuturkan, Ayu kerap mengalami Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).
Namun Edi sendiri bunuh diri dengan menggantung dirinya 40 hari sebelum kerangka Ayu ditemukan.
Tak hanya itu, Edi juga meninggalkan sebuah surat wasiat yang menunjukkan bahwa istrinya sebenarnya sudah meninggal dunia.
'Pak, mak aku arem nyusul mboh tua (Bapak dan Ibu, saya mau menyusul kakek nenek) sama istri saya', demikian bunyi surat wasiat Edi.
Penyelidikan kasus ini rencananya tidak dilanjutkan karena sejauh ini orang yang diduga membunuh Ayu Selisa adalah mantan suaminya, Edi Susanto. Sedangkan Edi sudah meninggal karena bunuh diri saat kerangka istrinya ditemukan.
Warga Pantai Melur, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Batam, Kepulauan Riau dihebohkan dengan penemuan kerangka manusia di warung pinggir pantai,
Warga menemukan kerangka itu pada awal tahun 2020.
Sempat tidak diketahui identitasnya, polisi kemudian melakukan penyelidikan dan mengungkap kerangka tersebut.
Kapolresta Barelang Kombes Prasetyo Rachmat Purboyo mengemukakan, kerangka diduga adalah Agus Slamet (30).
Identitas diketahui dari penyisiran sepeda motor di saku celana kerangka.
"Setelah dicocokkan kunci dan pengecekan motor di Samsat diketahui pemiliknya bernama Agus Slamet.
Hal tersebut diperkuat dengan pengakuan keluarga bahwa Agus telah lama menghilang.
Namun polisi masih belum mengungkap penyebab kematian Agus.
Seorang warga Gunungkidul, Yogyakarta Mujiyo terkejut lantaran menemukan kerangka saat akan menggarap hutan jati milik Perhutani, Sabtu (29/9/2019).
Kanit Reskrim Polsek Playen Iptu Wasdiyanto mengatakan pihaknya langsung mendatangi lokasi setelah menerima laporan.
Kondisi tengkorak saat didatangi, menyembuk ke bagian permukaan.
Menurut hasil forensik, kerangka itu diduga adalah perempuan muda dan sudah ada sejak lebih dari setahun terakhir.
"Sementara hasil temuan, patut diduga jasad perempuan. (Terlihat) dari ukuran tulang kemungkinan juga masih berusia muda," kata Kabid Dokkes Polda DIY AKBP Is Sarifin.
Belum terungkap penyebab kematian kerangka tersebut.
Sumber: Kompas.com (Penulis: Fadlan Mukhtar Zain, Ahmad Winarno, Hadi Maulana, Markus Yuwono| Editor: Aprilia Ika, David Oliver Purba, Rachmawati, Candra Setia Budi, Teuku Muhammad Valdy Arief, Dony Aprian)
https://regional.kompas.com/read/2020/01/22/06000021/5-penemuan-kerangka-manusia-yang-gegerkan-warga-kerangka-satu-keluarga