Prakirawan cuaca BMKG Tanjung Perak, Arrizal Rahman, mengatakan, pusaran udara yang luas di Kalimantan itu menarik angin dari wilayah lain sehingga angin yang terjadi di Surabaya menjadi tipis dan membuat awan lebih cepat terbentuk dan menimbulkan hujan deras.
"Kemarin ketika terjadi hujan lebat lalu timbul genangan air hingga 30 sentimeter di beberapa wilayah Surabaya itu, kami pantau ada sirkulasi berupa Eddy (kekacauan udara yang membentuk pusaran udara) di wilayah Kalimantan," kata Arrizal di kantornya, Kamis (16/1/2020).
Munculnya Eddy ini, menurut Arrizal, membuat hujan lebat terjadi dengan intensitas tinggi dan berlangsung cukup lama.
Dia pun mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap potensi terjadi kembali hujan dengan intensitas tinggi karena hal itu bisa memicu konvergensi atau daerah pumpungan angin di Jawa Timur, terutama Surabaya.
"Sehingga terjadi hujan yang cukup lebat kemarin," ucap dia.
Meski demikian, Eddy atau kekacauan udara yang membentuk pusaran udara tersebut bisa dengan cepat hilang seiring rotasi bumi dan panasnya matahari.
Dia menyampaikan, dalam dua hari ke depan, terhitung Jumat (17/1/2020), cuaca di Surabaya diprediksi cerah.
"Hal ini memicu kondisi di wilayah Jawa Timur akan cenderung cerah berawan. Jadi kondisi cuaca dua hari ke depan akan berawan," pungkas dia.
Meski cuaca di Kota Pahlawan diprediksi cerah berawan, dia mengaku bahwa tidak menutup kemungkinan tetap bisa terjadi hujan. Akan tetapi, hujan tersebut disebut hanya hujan lokal yang akan turun di sekitar Surabaya selatan.
Dia menuturkan, Jawa Timur akan memasuki puncak musim penghujan yang diprediksi terjadi pada akhir Januari hingga pertengahan Februari 2020.
Sebelumnya diberitakan, hujan deras menggenangi sejumlah wilayah di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Rabu (15/1/2020) sore hingga malam hari kemarin.
Hujan deras selama kurang lebih dua jam itu membuat sejumlah jalan protokol, Jalan Mayjen Sungkono, Jalan Adityawarman, Jalan Hayamwuruk, dan Jalan Indragiri, banjir.
Namun, dalam waktu sekitar dua jam, genangan air pun terlihat langsung surut dan kembali seperti semula.
Berikut 32 titik banjir usai Surabaya diguyur hujan pada Rabu (15/1/2020) kemarin:
1. Jalan Doho Keputran ± 20cm
2. Jalan WR. Supratman ± 10cm
3. Jalan Raya Rungkut Tengah ± 10cm
4. Jalan Zamhuri ± 10cm
5. Jalan Gunungsari Praja ± 20cm
6. Jalan Villa Bukit Mas ± 50cm
7. Jalan HR Muhammad ± 30cm
8. Jalan Lontar ± 20cm
9. Jalan Darmo Indah Timur ± 20cm
10. Jalan Simpang Darmo Permai Selatan ± 20 cm
11. Jalan Raya Kupang Jaya ± 20cm
12. Jalan Simo Hilir Raya Utara ± 80cm
13. Jalan depan Kel. Simomulyo ± 20cm
14. Jalan depan Kel. Karang Poh ± 10cm
15. Jalan Tandes Kidul ± 20cm
16. Jalan Balongsari Tama Tengah ± 30cm
17. Jalan Sikatan AMD Manukan ± 60cm
18. Jalan Tengger Kandangan ± 25cm
19. Jalan Raya Sememi ± 50cm
20. Jalan Siwalankerto Timur ± 15cm
21. Jalan Gayungan ± 30cm
22. Jalan Ketintang ± 40cm
23. Jalan Ploso ± 15cm
24. Jalan Pacar Keling ± 10cm
25. Jalan Sukolilo ± 15cm
26. Jalan Raya Mulyorejo ± 10cm
27. Jalan Mulyorejo Tengah ± 10cm
28. Jalan Mulyorejo Barat ± 10cm
29. Taman Galaxy ± 10cm
30. Jalan Lidah Kulon ± 30cm
31. Jalan Lidah Wetan ± 30cm
32. Perempatan Jalan Bangkingan ± 10cm
https://regional.kompas.com/read/2020/01/17/06010081/ini-penjelasan-bmkg-soal-fenomena-eddy-di-balik-banjir-surabaya