Salin Artikel

Mengenal Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Ada Raja dan Ratu hingga Klaim Bukan Aliran Sesat

Salah satu kegiatan yang menjadi perbincangan adalah acara Wilujengan dan Kirab Budaya pada Jumat (10/1/20220) hingga Minggu (12/1/2020).

Keraton Agung Sejagat memiliki seorang raja yang bernama Totok Santosa Hadiningrat. Ia juga memiliki seorang istri yang bernama Dyah Giatrja yang sering dipanggil Kanjeng Ratu.

Keraton Agung Sejagat memiliki istana yang berada di Desa Pogung Juru Tengah, Kecamatan Bayan, Purworejo, Jawa Tengah. Mereka mengklaim memiliki 450 pengikut.

Kekuasaan Sang Raja pun tidak terbatas hanya di wilayah Purworejo, tapi melebihi Indonesia bahkan seluruh dunia.

Sang Raja Keraton Sejagat Totok Santoso Hadiningrat menyatakan bahwa Keraton Agung Sejagat adalah induk dari seluruh negara di dunia.

Selain itu Totok menyebut Keraton Agung Sejagat menjadi wadah terkait konflik yang terjadi di dunia saat ini dan ia adalah Rangkai Mataram Agung yang menjadi juru damai dunia.

"Kita umumkan kepada dunia Keraton Agung Sejagat sebagai induk daripada seluruh kingdom state tribune colony atau republik yang ada di dunia ini menyatakan menjadi jondang (kotak) terhadap konflik yang terjadi di seluruh dunia," kata Totok dilansir dari Tribunnews.com.

Ia mengatakan Keraton Agung Sejagat adalah kelompok kekaisaran dunia yang muncul setelah berakhir perjanjian 500 tahun lalu.

Joyodiningrat mengatakan perjanjian tersebut dilakukan oleh Dyah Ranawijaya sebagai pengausa imperium Majapahit dengan bahsa Portugis sebagai wakil orang barat atau bekas koloni Kekaisaran Roma di Malaka pada tahun 1518.

Jika perjanjian tersebut berakhir, Joyodiningrat mengatakan berakhir juga dominasi kekuatan Barat dunia yang didominasi Amerika Serikat setelah Perang Dunia II.

Maka kekuasaan tertinggi harus dikembalikan ke pemiliknya yakni Keraton Agung Sejagat sebagai penerus Medang Majapahit yang merupakan Dinasti Sanjaya dan Syailendra.

Selain itu batu prasasti bertuliskan huruf Jaea yang disebut dengan Prasasti 1 Bumi Mataram.

Pada prasasti tersebut terdapat tanda dua telapak kaki di sebelah kiri dan ada simbol di sebelah kanan.

Keberadaan kelompok tersebut telah diketahui oleh Camat Bayan, Kepala Desa Pogung Jurutengah, dan Bupati Purworejo.

Wakapolres Purworejo Kompol Andis Arfan Tofani saat dikonfirmasi mengatakan bahwa petugas berencana untuk mendatangi kelompok tersebut untuk klarifikasi.

"Kami mengetahui informasi tersebut, namun tindak lanjut belum bisa sampai langkah hukum dan kita akan bareng-bareng melakukan klarifikasi," kata Andis, Senin (13/1/2020).

Sementara itu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai perlu adanya pengujian lebih lanjut secara ilmiah mengenai keberadaan kerajaan tersebut.

"Syukur-syukur ada perguruan tinggi yang mendampingi. Baik juga untuk didiskusikan," kata Ganjar, Senin (13/1/2020).

Ia juga mengatakakan keberadaan Keraton Agung Sejagat tidak menjadi keresahan masyarakat.

"Pemerintah Purworejo harus memayungi langsung masyarakatnya, memberikan perlindungan, meminta klarifikasi sehingga bisa jadi jelas," tandasnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Editor: Michael Hangga Wismabrata), Tribunnews.com

https://regional.kompas.com/read/2020/01/14/17570071/mengenal-keraton-agung-sejagat-di-purworejo-ada-raja-dan-ratu-hingga-klaim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke