Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat, saat ini sudah 45 kepala keluarga (KK) yang diungsikan ke tempat aman.
Hal itu disampaikan Sekretaris BPBD Kabupaten Cianjur, Mokh Irfan Sofyan, Kamis (09/01/2020).
“Kalau jumlah jiwanya seratusan lebih. Kita masih input data terbaru dari lapangan. Kalau jumlah awal kan ada 32 KK atau 122 warga yang diungsikan,” kata Mokh Irfan Sofyan kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Kamis (09/01/2020).
Kondis tanah labil, terus bergerak
Disebutkan, penambahan jumlah warga yang mengungsi menyusul kondisi tanah yang labil, sehingga berpotensi terus bergerak.
“Dari alat ukur manual yang kita pasang di lokasi, menunjukkan adanya retakan baru. Tanah masih labil, bergerak terus, terlebih intensitas hujan juga tinggi di sini,” kata Irfan.
Saat ini, para korban ditampung di rumah-rumah warga yang dinilai aman, termasuk di pondok pesantren terdekat.
“Kita juga sudah kordinasi dengan pihak PUPR terkait pengadaan air bersih di tempat-tempat penampungan atau pengungsian sementara,” ujarnya.
Pergerakan tanah yang terjadi sejak Sabtu (04/01/2019) itu diduga akibat tingginya intensitas hujan di wilayah tersebut.
Dua retakan sepanjang 150 meter
Irfan menyebutkan, ada dua retakan sepanjang 150 meter dengan lebar atau celah retakan antara 35-50 centimeter.
"Kalau kedalaman retakan sekitar 2 meter hingga 2,5 meter,” ucap dia.
Disebutkan, lokasi retakan berada di areal persawahan yang posisinya di tebing di atas perkampungan penduduk.
“Untuk menghindari retakan yang lebih luas lagi, areal pesawahan terpaksa dikeringkan, aliran airnya kita stop dulu untuk mengurangi beban tanah,” ucapnya.
https://regional.kompas.com/read/2020/01/09/13240601/pergerakan-tanah-di-kampung-cibadak-cianjur-jumlah-warga-mengungsi-bertambah