Salin Artikel

5 Fakta Penangkapan Kapal Pencuri Ikan di Perairan Natuna, Kapal Milik Vietnam hingga 2 Nelayan Tertembak

KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil menangkap tiga kapal ikan asing asal Vietnam yang kedapatan sedang mencuri ikan di Perairan Natuna.

Saat akan ditangkap, nelayan kapal Vietnam sempat melakukan perlawanan, hingga mengakibatkan dua orang tertembak di bagian pipi dan kaki.

Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Edhy Prabowo mengatakan, tiga kapal ikan Vietnam yang sudah ditangkap tengah dalam perjalanan menuju Pontianak.

Sambungnya, tiga kapal yang ditangkap nantinya akan diserahkan ke pengadilan.

Berikut ini faktanya selengkapnya:

Edhy mengatakan, tiga kapal ikan Vietnam itu ditangkap setelah pihaknya mendapat laporan dari masyarakat karena mulai merajalela mencari ikan di Perairan Natuna.

Tepatnya, sebelah timur dan utara Pulau Laut yang merupakan pulau terdepan yang berbatasan langsung dengan Laut China Selatan.

"Kapal asing di Natuna kita terus melakukan gerakan-gerakan. Begitu saya dapat laporan dari masyarakat, kami langsung kirim orang dan kita menangkap tiga kapal Vietnam," kata Edhy saat ditemui di sela kunjungannya di lokasi budidaya ikan air tawar di Kampung Parung Serab, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung, Kamis (2/1/2019).

 

Edhy mengatakan, saat akan ditangkap sejumlah nelayan kapal Vietnam sempat melakukan perlawanan.

"Dua orang tertembak pipi dan kakinya. Sekarang sudah dirawat di rumah sakit di Pontianak," ujarnya.

Akibat perlawanan tersebut, menyebabkan sejumlah kapal milik KKP mengalami kerusakan.

"Terjadi perlawanan yang sangat sengit. Kapal kita dua mengalami kerusakan karena ditabrak, lambung kapal rusak, mesin kapal dua rusak," jelasnya.

Edhy menambahkan, Edhy menuturkan, total nelayan yang ditangkap dari tiga kapal ikan asing asal Vietnam mencapai 36 orang.

"Satu kapal berkru 5 orang, satu kapal lagi 13 orang kru, satu kapal lagi 18 kru. Mudah-mudahan semua sampai di Pontianak dengan selamat," jelasnya.

 

Edhy mengatakan, dirinya lebih senang jika kapal-kapal yang sudah ditangkap diberikan ke masyarakat, lembaga pendidikan, ke kementerian lain yang membutuhkan.

Masih dikatakannya, penenggelaman kapal ikan asing hanya bisa dilakukan jika saat ditangkap kapal ikan tersebut berusaha kabur.

"Kalau dia lari, kita tenggelamkan," jelasnya.

 

Edhy mengaku, ketiga kapal ikan asal Vietnam yang sudah ditangkap tengah dalam perjalanan menuju ke Pontianak.

"Sudah kita kirim sekarang on the way ke Pontianak," jelasnya.

Setelah sampai di Pontianak, sambungnya, kapal ikan yang ditangkap nantinya akan diserahkan ke pengadilan.

"Kita serahkan ke pengadilan, kata pengadilan seperti apa," katanya.

Diakui Edhy, saat ini kondisi perairan Natuna masih terdapat kapal asing asal China yang nekat masuk untuk mencuri ikan.

"Di sisi lain terjadi tarikan antara kami dengan Kapal Coast Guard China," ujarnya.

Meski begitu, pihaknya mencoba melakukan pendekatan persuasif agar Kapal Coast Guard China itu menjauh dari wilayah ZEEI di perairan Natuna.

"Kami terus melakukan pendekatan dan penjagaan," ungkapnya.

Sumber:KOMPAS.com (Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana | Editor: Khairina, Dony Aprian)

https://regional.kompas.com/read/2020/01/03/06315371/5-fakta-penangkapan-kapal-pencuri-ikan-di-perairan-natuna-kapal-milik

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke