Salin Artikel

Kerangka Ayu Selisa di "Septic Tank", Dugaan Pelaku Pembunuhan Mengarah ke Suami

KOMPAS.com- Kerangka Ayu Selisa ditemukan di dalam septic tank di Karangjati, Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Polisi menduga ada indikasi pembunuhan dalam kasus ini. Dugaan pelaku pembunuhan mengarah ke suami Ayu Selisa, Edi Susanto.

Kapolres Bantul AKBP Wachyu Tribudi Sulistiyono mengaku hingga saat ini telah memeriksa tujuh orang saksi.

"Kita cari sebanyak-banyak, saksi kurang lebih 7 orang ya, sudah mengarah ke Edi ya, mencari alat bukti lainnya," katanya, Jumat (27/12/2019).

Dugaan tersebut salah satunya didasarkan pada keterangan orangtua Edi, Waluyo (sebelumnya disebut Maluyo) kepada polisi.

Polisi menjelaskan, Edi sempat bercerita pada Waluyo bahwa Seli, sapaan Ayu Selisa sebenarnya telah meninggal dunia.

Saat itu, Waluyo tak berani bertanya pada Edi bagaimana dan mengapa menantunya (Seli) meninggal.

Sepekan setelah menuturkan hal mengejutkan itu, Edi bunuh diri. Edi gantung diri pada 11 November 2019. Ia meninggalkan surat wasiat.

Di surat itu kurang lebih tertulis, 'pak mak aku arem nyusul mboh tua (Bapak dan Ibu, saya mau menyusul kakek nenek) sama istri saya' 

Artinya, sebelum kerangka Seli ditemukan, Edi adalah orang yang mengetahui bahwa Seli telah meninggal dunia.

Polisi masih melakukan penyelidikan atas kasus ini.

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Riko Sanjaya mengaku, polisi juga akan mendalami adakah pelaku lain di balik kematian Ayu Selisa.

"Kita juga tidak hanya berpuas diri apakah pelakunya Edi, apakah ada pelaku lain nah, itu yang kita lakukan penyelidikan," katanya.

Jika benar Edi yang membunuh dan dilakukan seorang diri, polisi akan menutup kasus ini.

"Ditutup karena pelakunya meninggal. Sebelum kita tutup, kita kembangkan kasus ini apakah ada pelaku lain," ucapnya.

Setelah menikah pada 2006, Seli tinggal bersama keluarga Edi di Karangjati, Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

Ia tinggal bersama Edi dan orangtua Edi.

Sekitar 2009, Seli tiba-tiba menghilang. Semenjak saat itu, Edi kerap mendapat pertanyaan dari keluarga maupun tetangganya.

Kasat Reskrim mengatakan, Edi selalu menjawab Seli pergi dari rumah tanpa pamit usai bercerai darinya.

Sedangkan saat keluarga Seli mencari putrinya ke rumah, Edi mengatakan istrinya itu sedang pergi.

Ibunda Seli Anik Maidarningsih (51) juga menduga, Edi adalah sosok yang paling bertanggung jawab dalam kasus ini.

Menurut penuturan putrinya semasa masih hidup, Edi kerap memperlakukannya dengan kasar. Seli sering bercerita pada Anik sembari menangis.

“Pernah kasar, pernah cerita dislomoti (sundut) rokok. Sering nangis pengen pisah. Saya sebagai orang tua cuma bisa ngandani (memberitahu supaya sabar),” ujarnya Kamis (26/12/2019)

Anik menceritakan putrinya menikah dengan Edi pada tahun 2006. Saat itu usia Seli masih 16 tahun, sedangkan Edi 19 tahun.

Edi bekerja sebagai buruh serabutan. Sementara putrinya tidak bekerja.

Anik terakhir bertemu dengan Seli pada 2008. Ia harus menelan kenyataan pahit setiap mencari anaknya ke rumah Edi. Sebab menantunya selalu mengatakan Seli pergi.

Setelah sekian lama tak bertemu, kerangka Seli ditemukan di dalam septic tank. Ia berharap polisi segera mengusut tuntas kasus kematian putrinya.

Sumber: Kompas.com (Penulis: Penulis Kontributor Yogyakarta, Markus Yuwono | Editor Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/28/07000021/kerangka-ayu-selisa-di-septic-tank-dugaan-pelaku-pembunuhan-mengarah-ke

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke