Salin Artikel

Meski Mendung, Warga Sempat Nikmati Gerhana Matahari Cincin di Bosscha Lembang

BANDUNG, KOMPAS.com - Cuaca berawan mengganggu pemantauan gerhana matahari cincin (GMC) yang dilakukan Bosscha di Lapang Sinapeul, Desa Gudang Kahuripan, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Meski begitu, sesekali gerhana terlihat namun tak lama hilang terhalang awan.

Sekar (9) dan Alya (10) tampak terlihat sabar berbaris di barisan menuju teleskop yang disediakan observatorium boscha untuk melihat fenomena itu.

Ini pertama kalinya bagi dua sahabat itu melihat gerhana matahari dengan menggunakan teleskop.

"Seru, bisa lihat mataharinya gede" seru Sekar di lokasi pemantauan terbuka gerhana matahari.

Namun, Sekar dan Alya tak bisa melihat lebih lama fenomena itu, lantaran faktor cuaca berawan.

"Kadang keliatan kadang enggak," kata Alya.

Sementara itu, Yanti (39) mengajak anaknya untuk melihat pemantauan terbuka yang di gelar Boscha ini.

Namun, Yanti mengaku tak bisa lama menikmati menikmati tertutupnya matahari dengan bulan lantaran tertutup awan.

Meski begitu, kegiatan ini menambah pengetahuan sang anak berkaitan dengan fenomena langka tersebut.

"Menambah pengetahuan kita dan anak, karena terjadi enggak sering. Gelap sih kurang jelas karena cuaca mendung," katanya.

Terakhir melihat gerhana matahari, kata Yanti, terjadi pada 2016 lalu di Planetarium Jakarta.

Meskipun di Bandung hari ini tidak maksimal karena berawan dan hujan, namun setidaknya beberapa menit Yanti dan anaknya sempat melihat matahari tertutup sebagian.

"Ya, gimana lagi cuaca nya gini," katanya.

Sementara itu, staf Edukasi Public Observatorium Boscha, Muhammad Rezky mengatakan bahwa dalam pemantauan terbuka di lapang Sinapeul ini, Boscah menyediakan 4 teleskop, 100 kacamata matahari, hingga filter matahari.

Bahkan untuk mengobati kekecewaan pengunjung yang tak bisa melihat karena faktor cuaca, Boscha juga menyediakan layar lebar live streaming pantauan gerhana matahari dari tanjung Pinang.

"Cuaca tentu berpengaruh, kalau awan tebal sulit juga untuk mengamatinya, tapi mudah-mudahan ada harapan beberapa jam ke depan. Tergantung cuaca," kata Rezky.

Hingga puncak gerhana sekitar pukul 12.38 WIB, langit tampak berawan dan mendung. Meski begitu, sempat terlihat samar bayangan matahari yang tertutup awan, hanya saja tidak dalam waktu lama. Beberapa menit kemudian hujan pun turun.

"Tidak begitu jelas namun samar terlihat karena tertutup awan, sebenarnya tadi awan juga membantu untuk melihat gerhana dengan mata telanjang meski itu tidak disarankan, tapi terlihat samar," kata astronom atau peneliti Observatorium Bosscha Agus Triyono. PJ.

Diberitakan sebelumnya, fenomena gerhana matahari cincin akan terjadi Kamis (26/12/2019) siang ini, sejumlah daerah di wilayah Indonesia berkesempatan melihat fenomena tersebut, hanya saja waktu puncak gerhana di waktu yang berbeda.

Seperti di Kota Bandung, misalnya, warga dapat melihat fenomena ini mulai dari jam 10.46 WIB yang merupakan awal gerhana.

Kepala Stasiun BMKG Bandung Toni Sukmawijaya mengatakan, matahari cincin yang teramati di Jawa Barat berupa gerhana matahari sebagian.

Di Kota Bandung, cuaca pagi cerah berawan namun di siang hari berpotensi hujan.

Meski begitu, Toni memprediksi masyarakat Jabar masih dapat dapat melihat fenomena tersebut mengingat proses gerhana sendiri membutuhkan waktu tiga jam lebih.

"Tetapi durasi gerhana yang lebih dari 3 jam 30 menit. Masih ada potensi matahari tidak terhalang awan, di saat-saat tertentu. Dan gerhana matahari mudah terlihat secara visual.," kata Toni dalam pesan singkatnya.

Berdasarkan data, kata Toni, gerhana matahari untuk lokasi di Jawa Barat, salah satunya di wilayah kota Bandung akan dimulai pada pukul 10.46 WIB yang merupakan awal gerhana, kemudian puncak gerhana terjadi pukul 12.38 WIB, dan akhir gerhana terjadi pada pukul 14.24 WIB, dengan durasi gerhana 3 jam 38 menit, magnitudo gerhana  0,764.

"Di Kota Bandung, saat puncak gerhana sebagian, pada Jam 12.38, Matahari akan tertutup, sebesar 76,4%," ujarnya.

Toni mengatakan bahwa, BMKG akan melakukan pengamatan gerhana di 29 lokasi. Nantinya hasil pengamatan ini bisa dilihat secara langsung di YouTube info BMKG.

"Live Streaming Pengamatan BMKG, Gerhana Matahari Cincin dari 29 Lokasi di Indonesia. www.bmkg.go.id/gmc," kata Toni.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/26/14301711/meski-mendung-warga-sempat-nikmati-gerhana-matahari-cincin-di-bosscha

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke