Salin Artikel

Siswa di Kampar, Riau, Terobos Banjir demi Sekolah

Banjir juga merendam akses jalan yang membuat para siswa terpaksa menerjang banjir untuk pergi ke sekolah. 

Pantauan Kompas.com, Jumat (20/12/2019) pukul 07.00 WIB, puluhan siswa pergi ke sekolah dengan melewati banjir. 

Ada siswa ada yang diantar orangtuanya menggunakan perahu mesin maupun perahu dayung. 

Namun, ada juga siswa yang harus berjalan kaki menerobos banjir karena tidak memiliki perahu.

Muhammad Mursal Hafis (17) salah satunya. Siswa kelas tiga SMA Negeri 1 Siak Hulu ini berjalan kaki menerjang banjir demi sekolah.

"Saya enggak punya perahu, jadi terpaksa melewati banjir. Hari ini saya ke sekolah ambil rapor," ujar Hafis kepada Kompas.com, Jumat.

Dia mengatakan, sudah empat hari pergi dan pulang sekolah dengan menerjang banjir.

Genangan banjir yang dilewati Hafis sejauh lebih kurang satu kilometer. Ketinggian air yang dilewati bervariasi, mulai dari 50 sentimeter hingga satu meter.

Dia pun harus berjalan penuh hati-hati. Sebab, ruas jalan yang digenangi banjir ada yang berlubang dan kiri kanan jalan parit.

Arus banjir juga deras. Sehingga, Hafis harus hati-hati agar tidak terperosok yang bisa membuat dia hanyut. 

"Kemarin saya terperosok ke lubang, semua seragam sekolah basah. Tapi saya tetap pergi ke sekolah," sebut Hafis.

Setelah sampai ke daerah lebih tinggi, dia menaiki angkutan umum ke sekolah yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Desa Buluh Cina.

Hafis tetap semangat untuk belajar ke sekolah, meski harus menerjang banjir.

"Masih semangat sekolah. Udah biasa juga banjir," akuinya.

Siswa lainnya, Cahya Aldi Pratama (14), yang bersekolah di SMP Negeri 2 Siak Hulu pergi sekolah menggunakan perahu.

"Rumah saya di seberang sungai. Kalau ke sekolah numpang sama orang yang lewat pakai perahu," kata Aldi.

Aldi sempat tak masuk sekolah satu hari karena tidak mendapat tumpangan ke seberang kampung.

Diberitakan sebelumnya, sudah lebih dari sepekan banjir merendam ratusan rumah warga di Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Riau.

Banjir yang terjadi sejak, Kamis (12/12/2019), dipicu luapan Sungai Kampar.

Lima pintu waduk PLTA Koto Panjang yang ada di hulu sungai dibuka dengan ketinggian satu meter lebih.

Sehingga hal itu berdampak ke permukiman warga di bantaran sungai.

Selain di Desa Buluh Cina, sebelumnya banjir juga merendam permukiman warga di Kecamatan Kampa, Rumbio Jaya, dan Tambang.

Kini, banjir di tiga kecamatan ini sudah surut.

https://regional.kompas.com/read/2019/12/20/09102541/siswa-di-kampar-riau-terobos-banjir-demi-sekolah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke