Salin Artikel

5 Fakta Museum HAM Munir, Peletakan Batu Pertama di Hari Kelahiran Munir hingga Anggaran Rp 10 Miliar dari APBD

Selain Khofifah, acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik, Ketua Yayasan Museum HAM Omah Munir, Andi Achdian dan istri almarhum Munir Said Thalib, Suciwati, yang ikut meletakkan batu pertama.

Konsep museum tiga lantai tersebut sesuai dengan desain pemenang sayembara yang sudah dilakukan sebelumnya.

Berikut 5 fakta dari Museum Munir di Kota Batu, Jawa Timur:

Munir lahir di Malang pada 8 Desember 1965.

Ia meninggal mengembuskan nafas terakhirnya setelah diracun dalam penerbangan menuju Amsterdam, Belanda, pada 7 September 2004.

Munir adalah aktivis yang bersuara lantang memperjuangakan HAM.

Dilansir dari pemberitaan Kompas.com, 7 September 2019 dijelaskan bahwa Munir pernah menjadi penasihat hukum keluarga korban tragedi Tanjung Priok yang terjadi pada tahun 1984.

Pada tragedi tersebut 24 orang tewas dan 55 orang luka akibat tindakan aparat keamanan yang membubarkan paksa para demonstran dengan tembakan timah panas.

Tragedi tersebut adalah salah satu pelanggaran berat HAM yang dialami oleh para demonstran yang menolak penerapan Pancasila sebagai asas tunggal yang diusulkan oleh Presiden Soeharto.

Munir juga melakukan advokasi dan investigasi terhadap kasus pembunuhan aktivis buruh Marsinah yang diduga dilakukan aparat militer serta menyuarakan kasus penculikan pada 1997-1998 yang menyebabkan 13 orang hingga kini masih hilang.

Anggaran tersebut berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan awalnya Pemprov Jatim menganggarkan dana sebesar Rp 5,2 miliar.

Namun anggaran tersebut diprediksi kurang sehingga akan ditambah Rp 5 miliar.

"Tapi yang sudah sampai ke Pemprov, sudah sampai dan selesai sudah dibahas dengan DPRD, sudah diputus tanggal 22 November lalu, 5 (Rp 5 milliar)," ujar Khofifah. "Ternyata ada pengembangan peruntukkan sampai 10 (Rp 10 miliar), tadi dipresentasikan. Saya baru dapat kabar ternyata ada beberapa maksimalisasi ruang dan seterusnya. Ya nanti kita bahas kurangnya," lanjut dia.

Museum HAM Munir dibangun di atas lahan seluas 2.200 meter persegi di Jalan Sultan Hasan Halim Kelurahan Sisir, Kota Batu.

Lahan itu merupakan aset Pemerintah Kota Batu.

Selain menjadi tempat penyimpanan koleksi dari berbagai artefak tentang perjalanan HAM di Indonesia, museum itu juga diharapkan mampu menjadi pusat pembelajaran tentang nilai-nilai HAM.

Gedung Museum HAM Munir akan dibangun sesuai dengan konsep yang ditawarkan oleh pemenang sayembara, yakni seorang arsitek bernama Achamad D Tardiyana.

Suciwati, istri Munir mengatakan gedung museum itu akan dibangun dengan konsep Rumah Pepeling.

Dalam Bahasa Sunda, pepeling berarti nasehat.

Selain itu gedung museum itu juga akan dibuat ramah lingkungan, disabilitas, dan anak.

Pada lantai satu rencananya akan dibangun kids corner yang akan menjadi tempat bermain bagi anak sambil belajar tentang hak asasi manusia.

“Omah Pepeling, rumah pengingat yang itu juga bersinar. Tidak perlu pakai listrik terlalu banyak. Dan itu memang benar-benar ramah lingkungan,” ujar dia.

Bangunan tersebut juga didirikan di lahan milik Pemkot Batu.

Terkait pengelolaannya, Gubernur Khofifah mengatakan akan menyerahkannya kepada Yayasan Museum HAM Omah Munir.

Selain itu Suciwati, istri Munir mengusulkan agar gedung tersebut bisa menjadi badan layanan umum karena didirikan di atas tanah pemerintah kota.

Ketua Yayasan Museum HAM Omah Munir, Andi Achdian berharap, kehadiran museum itu dapat menjadi komitmen untuk menempatkan nilai-nilai HAM dalam menjalani kehidupan.

"Peletakan batu pertama pembangunan Museum HAM ini bukan saja menjadi tonggak yang menandai kehadiran secara fisik sebuah museum yang mengangkat persoalan HAM di Indonesia, tetapi juga menjadi titik tolak yang mengukuhkan komitmen kita semua dalam menjadikan nilai-nilai HAM yang mengatur kehidupan bersama kita di Indonesia saat ini dan yang akan datang," papar Andi.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Andi Hartik, Ahmad Naufal Dzulfaroh | Editor: Fabian Januarius Kuwado, Robertus Belarminus, Inggried Dwi Wedhaswary)

https://regional.kompas.com/read/2019/12/09/07080051/5-fakta-museum-ham-munir-peletakan-batu-pertama-di-hari-kelahiran-munir

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke