Salin Artikel

Pencemaran Sungai Bengawan Solo di Blora Sudah Terjadi Belasan Tahun

BLORA, KOMPAS.com - Direktur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Amerta Blora Yan Riya Pramono mengatakan pencemaran Sungai Bengawan Solo yang melintasi Blora sudah sering terjadi hampir setiap tahun saat memasuki musim kemarau.

"Hingga saat ini belum ada solusi, air Sungai Bengawan Solo di Blora masih tercemar. Sehingga kami belum bisa beroperasi karena air baku tercemar polutan berat. Kami hanya berharap segera ada penyelesaian," kata Yan, Kamis (28/11/2019).

Dia mengaku pihaknya sebenarnya jengah dengan kondisi tersebut, lantaran setiap saat harus menghentikan operasional akibat pencemaran air baku.

"Bahkan belasan tahun untuk pencemaran Sungai Bengawan Solo. Hanya baru heboh saat ini akibat viral di medsos. Tapi pencemaran kali ini paling parah," kata Yan.

Yan menambahkan pihaknya masih menghentikan pendistribusian air bersih ke 12.000 sambungan rumah (SR) di lima Kecamatan terdampak yakni Cepu, Sambong, Jiken, Jepon dan Blora sejak Selasa (26/11/2019) lalu.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Blora, Dewi Tedjowati, mengatakan pihaknya hanya bisa bertindak dengan cara mengambil sampel air sungai yang tercemar untuk selanjutnya dilaporkan ke DLHK Provinsi Jateng.

"Selebihnya bukan kewenangan kami karena yang melakukan pencemartan bukan dari wilayah kami," kata Dewi.

Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, kata dia, sudah berupaya menginvestigasi faktor penyebab pencemaran Sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora.

Pelaksana Tugas Kepala DLHK Provinsi Jateng, Ammy Rita, menyampaikan, aliran sungai Bengawan Solo melintasi wilayah Solo, Jawa Timur serta Blora. Sehingga, pencemaran sungai Bengawan Solo yang berawal dari hulu (pusat sumber sungai) secara tak langsung akan mengalir hingga ke arah hilir.

"Aliran Sungai Bengawan Solo yang dari Kabupaten Karanganyar mengalir ke Sragen dulu, lalu mengalir ke Jatim yaitu Ngawi dan Bojonegoro hingga kemudian ke Blora. Limbahnya dari sana," terang Ammy saat dihubungi Kompas.com melalui ponsel, Kamis (28/11/2019).


Ammy mengaku sudah mengerakan tim DLHK Provinsi Jateng ke lapangan.

Dari hasil penelusuran, kata dia, Sungai Bengawan Solo yang memiliki panjang 548,53 kilometer itu, tercemar oleh limbah industri alkohol (ciu), industri batik, industri tekstil hingga peternakan babi.

Dia mengaku, pihaknya telah menginventarisasi setiap industri yang ada di sepanjang aliran Sungai Bengawan Solo.

Tercatat 142 industri rumahan alkohol jenis ciu, puluhan industri tahu, puluhan industri batik/tekstil dan peternakan babi yang beroperasi di sekitar Sungai Bengawan Solo.

"Kami akan mengklarifikasi setiap industri untuk pengoptimalan pembuangan limbah dari intalasi pengelolaan air limbah (IPAL). Jika ada pelanggaran tentu ada sanksi. Untuk penanganan limbah masih diupayakan," kata Ammy.

https://regional.kompas.com/read/2019/11/28/19542631/pencemaran-sungai-bengawan-solo-di-blora-sudah-terjadi-belasan-tahun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke