Salin Artikel

Kasus Penipuan Mobil Murah Akumobil, Dirut Ditetapkan Tersangka hingga 350 Orang Jadi Korban

KOMPAS.com - Aparat kepolisian Polrestabes Bandung mengamankan tujuh orang yang terdiri dari tiga orang direktur dan empat staf administrasi Akumobil yang diduga melakukan penipuan.

Polisi mengamankan ketujuhnya karena para nasabah yang membeli mobil di Akumobil kendaraanya tak kunjung datang.

Setelah mengamankan tujuh orang tersebut, polisi menetapkan direktur utama Akumobil berinisial BJB sebagai tersangka.

Guna kepentingan penyelidikan, polisi pun membuka posko pelaporan bagi korban dugaan penipuan Akumobil.

Hasil sementara ada sekitar 350 korban, adapun total kerugian sementara mencapai Rp 35 miliar.

Berikut ini fakta selengkapnya:

Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Bandung, AKBP M Rifai mengatakan, merasa ditipu. Para nasabah yang membeli mobil di Akumobil mendatangi kantor perusahaan itu, mereka pun melakukan demo protes karena kendaraanya tak kunjung datang.

"Mereka protes karena dua tiga bulan kendaraan tak kunjung ada," katanya Rifai, di Mapolrestabes Bandung, Jumat (1/11/2019).

Terkait kasus dugaan penipuan ini, Rifai mengatakan, bahwa korbannya diduga mencapai ratusan.

Polisi sedang melakukan pendataan korban, saat ini baru ada tiga orang yang melapor dugaan penipuan tersebut.

Rifai mengatakan, setelah menerima laporan dari korban, pihaknya mengamankan tujuh orang yang terdiri dari tiga orang direktur, dan empat staf administrasi.

Ketujuhnya diamankan Kamis (31/10/2019) malam, ketika konsumen perusahaan itu menggeruduk kantor Akumobil yang berada di Jalan Sadakeling, Kota Bandung.

"Tujuh orang yang kami amankan, kami periksa untuk dimintai keterangan," ujarnya.

Guna kepetingan penyelidikan, Polrestabes Bandung pun membuka posko pengaduan korban Akumobil perusahaan jasa penjualan mobil murah di Bandung.

"Kita buka posko, silakan bagi korban agar melaporkan di posko kami agar kami data siapa saja yang jadi korban. Sementara sampai hari ini ada sekitar 350 orang mendaftar sebagai korban," katanya, Selasa (5/11/2019).

Dari seluruh korban yang mendaftar di posko tersebut, kerugian yang terdata sementara mencapai puluhan miliaran rupiah.

"Sekitar 35 miliar," ungkapnya.

Rifai menjelaskan, perusahaan ini menawarkan mobil seharga Rp 50 sampai Rp 59 juta, padahal harga sebenarnya di pasaran sekitar RP 150 juta.

"Mobil yang ditawarkan itu berupa Mobilio, Ayla, Kayla, kemudian akan diberikan satu setengah bulan kerja berarti sekitar dua bulan. Namun pada kenyataannya ada sebagian kecil yang sudah diberikan kepada nasabah namun sebagian besar yang belum diberikan," katanya.

Mengingat kendaraan yang dibeli para konsumen itu tak kunjung datang, beberapa waktu lalu, mereka mendatangi showroom Akumobil untuk menagih janji perusahaan.

"Tapi tidak ada solusi kemudian kita amankan, kemudian kita lakukan pemeriksaan dan tetapkan satu orang (tersangka)," katanya.

Rifai mengatakan, setelah dilakukan pemeriksaan pihaknya menetapkan direktur utama Akumobil berinisial BJB sebagai tersangka.

"Kita sudah menetapkan satu orang direktur utama atas nama BJB pada hari jumat sore," kata M Rifai.

Adapun penetapan tersangka BJB ini dilakukan lantaran tersangka yang menawarkan mobil kepada para korban dengan harga yang murah.

"Jadi adanya saksi dan barang bukti bahwa tersangka ini menawarkan mobil yang harga Rp 50 juta sampai Rp 59 juta padahal mobil itu harganya Rp 150 juta," jelasnya.

Sumber: KOMPAS.com (Kontributor Bandung, Agie Permadi, Editor: Robertus Belarminus, Faris Assifa, dan Aprilia Ika)

https://regional.kompas.com/read/2019/11/06/14402271/kasus-penipuan-mobil-murah-akumobil-dirut-ditetapkan-tersangka-hingga-350

Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke