"Saat ini, exit tol yang ada kan cuma di Tingkir, itu lebih akses yang ke Solo. Kalau yang akses Semarang kan belum ada. Nah kita terus berusaha dan berkoordinasi dengan pusat, agar exit tol akses Semarang ini dibuka," kata Wali Kota Salatiga Yuliyanto saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/11/2019).
Menurut dia, Pemerintah Kota Salatiga siap menyediakan sarana prasarana terkait kebutuhan pengadaan exit tol tersebut.
Termasuk juga akses jalan sejauh minimal 8 meter akan dibenahi untuk mengantisipasi kemacetan.
"Kita terus berkomunikasi dengan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), nanti ada sharing antara yang membebaskan lahan dan pembangunan. Pemkot bebaskan lahan, BPJT yang membangun. Kita siap saja, asal exit tol itu terealisasi," tegas Yuliyanto.
Sejak beroperasinya Tol Semarang-Solo, perekonomian di Salatiga meningkat.
Pendapatan dari sektor perhotelan dan restoran terus bertambah setiap tahun.
"MICE kan bisa menarik banyak orang, pertemuan jadi lebih cepat dan gampang. Karenanya, kami berharap sebelum masa kepemimpinan sebagai Wali Kota Salatiga selesai, exit tol kedua tersebut bisa direalisasikan. Karena memang perekonomian meningkat," papar Yuliyanto.
Adapun, penerimaan pajak Salatiga pada 2015, untuk hotel Rp 3.003.946.600 dan restoran Rp 1.865.580.097.
Tahun 2016, penerimaan dari hotel Rp 4.969.615.259 dan restoran Rp 2.308.475.617.
Sementara, pada 2017, dari hotel Rp 5.438.669.909 dan restoran Rp 4.495.811.788.
Selanjutnya, pada 2018, pajak hotel Rp 6.255.398.643 dan restoran Rp 5.183.305.956.
Untuk 2019, laporan hingga bulan Maret tercatat untuk hotel Rp 1.084.083.314 dan restoran Rp 1.069.152.127.
https://regional.kompas.com/read/2019/11/04/11050091/pemkot-salatiga-perjuangkan-pembukaan-exit-tol-akses-semarang