Salin Artikel

Warganya Jadi Miliarder Berkat Porang, Desa Ini Dirikan Pusat Studi Porang Indonesia (2)

MADIUN, KOMPAS.com — Sukses cerita Paidi menjadi miliarder karena bertanam porang berdampak pada kehidupan dan ketenaran nama desanya.

Selain banyak warga di desanya bertanam porang, Desa Kepel, kampung halaman Paidi,  sukses menyabet juara desa terbaik se-Jawa Timur dan juara tiga nasional. 

Setelah mendapatkan penghargaan sebagai desa terbaik se-Jatim dan juara tiga se-Indonesia, Desa Kepel tak pernah sepi dari lalu lalang kendaraan luar daerah.

Tak hanya dari Jawa, banyak tamu yang berdatangan dari pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, NTT hingga Maluku ke Desa Kepel untuk belajar bertanam porang. 

Agar tak keliru belajar bertanam porang, awalnya sebuah kelompok tani bernama Sarwo Asih membuat paket studi porang.

Setiap warga yang hendak serius belajar bertanam porang bisa memilih paket studi porang yang disedikan gapoktan tersebut. 

Harga paket studi porang pun murah meriah mulai dari Rp 80.000 hingga Rp 350.000. Bahkan ada paket yang menyediakan tempat bermalam plus wisata alam menawan di Gligi Park. 

"Ada empat paket yang kami tawarkan yakni paket privat Rp 200.000,  paket pelajar Rp 80 ribu, paket studi kelompok dua hari satu malam plus pariwisata dengan biaya per orang Rp 250.000. Dan paket privat dua hari satu malam plus pariwisata dengan biaya Rp 350.000," kata Ketua Gapakton Sarwo Asih, Suyanto yang akrab disapa Yanto kepada Kompas.com, Jumat ( 25/10/2019) siang. 

Setelah dibuka paket edukasi itu, terhitung sudah 200-an yang belajar bertanam porang dengan mengambil paket studi tersebut.

Pasalnya lewat paket itu, para peserta diajari bagaimana menanam porang, pemupukan hingga pascapanen.

"Kami ajarkan semua tentang budidaya porang," jelas Yanto.

Menurut Yanto, sampai saat ini, peserta yang mengambil paket studi porang berasal dari berbagai daerah di di pulau jawa hingga luar jawa.

Bahkan, timnya melayani diundang ke luar Madiun. Terdekat, timnya diundang untuk mengedukasi budidaya porang di Lombok Utara, Selasa (29/10 2019).

Yanto mengakui saat membuka studi porang, timnya hanya iseng saja. Namun pembukaan paket studi porang banyak diminati warga.

Total sampai saat ini 200-an orang yang datang ke Kepel untuk belajar porang. 

"Awalnya kami iseng-iseng membuka paket studi porang. Ternyata untuk hati petani Indonesia melirik budidaya porang. Apalagi harganya saat ini terus melejit. Porang basah per kilogram mencapai Rp 12 ribu. Sementara bibit porang (katak) sekilonya mencapai Rp 210 kilogram," jelas Yanto. 

Lewat paket studi itu pula dijelaskan penanaman porang di are terbuka hasilnya lebih memuaskan.

Selain itu untuk memaksimalkan hasil umbi porang, tim memiliki tips khusus dalam hal pemupukan. 

Ia mencontohkan, di daerah lain selama satu tahun satu tanaman porang menghasilkan dua hingga tiga ons umbi. Maka, petani di Desa Kepel bisa menghasilkan satu hinga 1,5 kilogram porang. 

Total petani di Desa Kepel yang berbudidaya porang sudah sekitar 85 persen. Jumlah petani di desa kepel makin banyak menanam porang seiring makin naiknya harga porang. 

Sebelum menanam porang, warga Desa Kepel hanya mengandalkan hasil panen durian, kakao dan cengkeh untuk bertahan hidup. 

Harapannya, makin naiknya harga porang akan menghasilkan satu sarjana untuk satu rumah. Pasalnya, dahulu kebanyakan satu rumah hanya menghasilkan satu lulusan SMA. 

Tak hanya itu, anak-anak yang lulus SMA pun sekarang sudah banyak diajari menaman porang.

Dengan demikian, anak-anak yang lulus SMA namun tak mampu melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi tidak perlu lagi mencari kerja ke luar negeri. 

Kepala Desa Kepel Sungkono mengatakan, paket studi yang dibuat Gapoktan Sarwo Asih akan dijadikan dalam unit Badan Usaha Milik Desa (BumDes).

Masuknya paket wisata dalam unit bumdes itu penting agar pemerintah desa bisa memberikan penyertaan modal hingga berdiri Pusat Edukasi Porang Indonesia di Madiun. 

Tak hanya itu, untuk mewujudkan Pusat Edukasi Porang Indonesia, beberapa perusahaan milik pemerintah sudah memberikan bantuannya dengan program CSR-nya untuk membuat gedung.

Sementara itu, pemerintah desa bekerjasama dengan pihak ketiga berafiliasi dengan UGM menyiapkan bentuk lembaga sehingga edukasi berjalan legal dan baik. 

Bahkan, pihak ketiga yang bekerjasama dengan Desa Kepel nantinya menyiapkan lembaga usahanya, perijinannya sampai ke arah sertifikasi yang diakui.

Harapan dari pusat edukasi, para peserta akan membeli bibit dari desanya. 

Untuk itu, Pemdes Kepel menggandeng perbankan agar memberikan KUR tani bagi warganya.

Hanya saja, untuk pengembaliannya setiap petani wajib mengembalikan dalam bentuk bibit porang. 

"Bila sudah terwujud pusat edukasi maka bibit harus siap. Untuk itu pihak UGM kami harapkan dapat membantu bibit yang keluar sudah tersertifikasi dan berkualitas," jelas Sungkono.

Ia menambahkan, pusat edukasi porang akan dibangun tahun 2020.

Dengan demikian, warga dari manapun dapat datang dan belajar tentang porang di pusat studi tersebut. 

Bagi Sungkono, dampak porang bagi desanya terhadap peningkatan ekonomi signifikan. Hanya saja, banyak petani yang kesulitan mencari bibit. Pasalnya bibit masih mahal, langka.

Saat ini hampir semua warga di Desa Kepel bertanam porang. Total lahan yang ditanami porang mencapai 30 hektar. 

Sebelum bertanam porang, warga banyak mengandalkan pendapatanya dari panen cengkeh. Tetapi banyak petani yang saat itu menjadi korban sistem ijon. 

Kehadiran porang, menjadikan banyak petani tidak lagi menggunakan sistem ijon. Pasalnya sebelum panen cengkeh, warga sudah panen porang.

"Enaknya porang panen saat musim paceklik. Petani yang biasa kesulitan ekonomi saat musim paceklik tertolong dengan kehadiran porang. Pada saat lebaran masyarakat luar biasa bisa membeli sepeda motor hingga memperbaiki rumah," ujar Sungkono.

Harapannya, dengan adanya pusat edukasi porang di Desa Kepel, porang dari luar desanya juga terangkat namanya. Dengan demikian, tidak ada monopoli porang dari Desa Kepel. 

https://regional.kompas.com/read/2019/10/29/09345141/warganya-jadi-miliarder-berkat-porang-desa-ini-dirikan-pusat-studi-porang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke