Salin Artikel

Kasus Hacker yang Retas Perusahaan Amerika, Warga: Dulu Naik Matic, Sekarang Moge

KOMPAS.com - BBA, tersangka peretas alias hacker asal Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dikenal tertutup oleh para tetangga.

Sejumlah warga bahkan mengaku belum pernah bertatap muka dan berkomunikasi dengan BBA.

Seperti diketahui, BBA dan keluarganya mengontrak sebuah rumah di Sleman.

BBA ditangkap karena diduga meretas server sebuah perusahaan di San Antonio, Texas, Amerika Serikat, dan meraup uang senilai Rp 31,5 miliar.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. "Dulu naik matic, lalu moge"

Salah satu warga yang tidak mau disebutkan namanya saat ditemui Kompas.com menuturkan, selama ini BBA dan istrinya cenderung tetutup.

"Mengontrak di sini sudah dua tahun bersama istri dan anaknya, orangnya pendiam, tertutup lebih banyak di dalam rumah dan jarang bergaul. Ketemu juga enggak ngobrol, langsung masuk rumah," ujarnya.

Lalu, salah satu warga yang rumahnya tidak jauh dari kontrakan BBA mengungkapkan, tidak mengetahui apa pekerjaan pria berusia 21 tahun itu.

Sebab, dirinya juga tidak pernah berkomunikasi dengan BBA. Diungkapkannya, belum lama ini memang dirinya melihat ada motor gede (moge) berwarna hitam.

Namun, ia tidak mengetahui apakah itu milik BBA atau bukan.

"Dulu itu motornya matic. Saya lihat ada (moge) itu belum lama kok, ya diparkir di situ, tidak tahu dapat dari mana," katanya.

Warga mengaku kaget ketika banyak polisi berpakaian preman pada 18 Oktober 2019 datang.

Mereka mengamankan BBA bersama beberapa barang, termasuk satu motor moge.

"Kejadianya sore hari itu. Saya juga kaget. Saya tidak tahu melakukan kejahatan apa, tapi setelah membaca berita, ternyata kasus hacker," ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, seorang hacker berinisial BBA (21) ditangkap akibat aksinya meretas server sebuah perusahaan di San Antonio, Texas, Amerika Serikat.

BBA berhasil ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (18/10/2019).

Setelah melacak dan melakukan penyelidikan, BBA ditangkap oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri di kediamannya di Sleman, Yogyakarta, pada Jumat (18/10/2019).

"Ditangkap lagi main komputer di rumahnya di Sleman, Yogyakarta," ujar Kepala Subdit II Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Rickynaldo Chairul saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (26/10/2019).

Dari hasil penyelidikan polisi, peretasan dilakukan BBA dengan modus serangan program jahat (virus komputer) jenis ransomware.

BBA membeli ransomware atau malware yang mampu mengambil alih kendali, yang berisi Cryptolocker di pasar gelap internet atau dark web.

Setelah itu, ransomware tersebut dikirimkan secara luas ke lebih dari 500 alamat email di luar negeri.

Saat menggerebek BBA, polisi mengamankan sejumlah barang bukti yang diamankan, antara lain, laptop jinjing, dua ponsel, identitas pribadi, satu kartu ATM BNI, satu unit rakitan CPU, dan sebuah moge.

Dari keterangan polisi, modus yang dilakukan BBA adalah ransomware.

Saat salah satu korban yang menerima email dan membuka email tersebut, software perusahaan akan terenkripsi.

Hal inilah yang menjadi kesempatan bagi BBA untuk meminta uang tebusan kepada korban.

Sebab, jika tidak diberi uang tebusan dalam waktu tertentu, sistem perusahaan itu akan lumpuh.

"Saat semua sistemnya sudah bisa diambil alih oleh pelaku, muncul pemberitahuan di layar, apabila Anda ingin menghidupkan kembali server Anda, saya kasih waktu 3 hari untuk membayar," ujar Rickynaldo seperti diberitakan Kompas.com, Jumat (25/10/2019).
"Kalau misalnya tidak bisa membayar, yang bersangkutan atau pelaku akan mematikan seluruh sistemnya," kata dia.

Penulis: Retia Kartika Dewi, Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma | Editor: Sari Hardiyanto, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2019/10/28/12100051/kasus-hacker-yang-retas-perusahaan-amerika-warga-dulu-naik-matic-sekarang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke